Seorang gadis kecil berusia 11 tahun bernama
Yumi hidup dengan ayah dan ibunya di sebuah desa kecil di Korea. Suatu hari, ia
baru pulang sekolah. Ia harus melewati perjalanan yang jauh dan ketika sampai
dirumah, Yumi sangat haus.
Ia pergi ke dapur
untuk minum dan mengambil gelas dari lemari
Tiba-iba ia
menghentikan jalannya.
Di pojok dapur,
terbaring mayat ibunya.
Yumi menjatuhkan gelas
dan berteriak ketakutan.
Pada saat itu, ayahnya
keluar dari kamar.
“Yumi, tolong
dengarkan dan tenanglah,” katanya. “Ibumu berencana untuk kabur dan
menelantarkan kita. Ia selingkuh dengan pria lain. Aku berusaha berbicara
dengannya… aku bilang padanya kau akan sangat kecewa jika dia pergi, tapi ia
tidak mau mendengarkan… Kami bertengkar. Semuanya berjalan begitu cepat, ia
jatuh dan kepalanya terbentur. Aku minta maaf.”
Ia duduk di meja
makan, tangannya memegang keningnya dan mulai terisak tidak terkontrol.
Benar-benar situasi
yang mengejutkan. Yumi berusaha untuk menerima semuanya. Ia ingin menangis
tetapi ia harus kuat. Ia harus tetap tenang. Ia harus berpikir.
Apa yang akan terjadi
jika ayahnya dipenjara? Ia tidak punya keluarga lagi. Ia baru 11 tahun. Pihak berwenang
pasti akan mengirimnya ke panti asuhan.
Sudah jelas apa yang
akan dilakukannya. Ia tidak punya pilihan lain.
Sambil menggigit
bibirnya, ia memutuskan untuk tidak melaporkan ayahnya ke polisi. Lagipula, itu
semua kecelakaan. Ia menyadari bahwa mereka harus menemukan cara untuk
mengatasinya.
Ia melihat ayahnya dan
mengangguk.
“Kita akan menguburnya
sendiri,” katanya pelan. “Jika tetangga bertanya, kita bisa bilang ibu kabur
dengan pria lain.”
Ayahnya menaikkan
wajahnya dan masih terisak.
Yumi pergi ke kamarnya
dan mulai mengganti baju seragamnya. Ketika ia melepaskan bajunya, ia menyadari
kopernya berada di ranjangnya. Ketika ia membukanya, ia menemukan semua
pakaiannya di tas tersebut, terlipat dengan rapi. Ada selembar kertas kecil di
tumpukan paling atas. ia mengenalinya tulisannya. Itu adalah catatan dari
ibunya.
Tertulis : “Yumi, aku
sudah membereskan barang-barangmu. Kita harus pergi secepatnya. Ayahmu sudah tidak waras.”
translated by : Sella Chang
source : scaryforkids.com
0 comments:
Post a Comment