Minggu
Aku tidak tahu kenapa aku menulis hal ini di atas kertas dan bukan di
komputerku. Aku rasa aku baru saja menyadari beberapa hal yang aneh.
Bukannya aku tidak percaya dengan komputerku...Aku hanya...perlu
berpikir.Aku perlu menulisnya di suatu tempat yang tertutup, suatu
tempat dimana tulisanku tidak bisa dihapus atau...dirubah...jangan
sampai itu terjadi. Ini hanya...semuanya kabur di sini,dan pikiranku
mulai memunculkan hal-hal yang aneh...
Aku mulai merasakan kejang-kejang di apartemen yang kecil ini.
Mungkin itulah masalahnya. Aku hanya perlu pergi dari sini dan membeli
apartemen yang paling murah. Cuma ada satu ruang bawah tanah di sini .
Kurangnya jendela di bawah sini membuat pagi dan malam berputar dengan
cepat. Aku belum keluar dari sini selama beberapa hari karena aku masih
harus mengerjakan proyek programmingku dengan intensif. Aku kira aku
hanya ingin menyelesaikannya secepat mungkin. Berjam-jam duduk dan
menatap monitor bisa membuat semua orang merasa aneh, aku tahu itu, tapi
aku pikir itu bukanlah penyebabnya.
Aku tidak ingat kapan aku pertama kali merasakan sesuatu yang aneh.
Aku bahkan tidak bisa mendefinisikannya. Mungkin itu karena aku belum
berbicara dengan orang lain dalam waktu yang lama. Itulah hal pertama
yang masuk ke benakku. Semua orang yang biasanya chatting online
denganku ketika aku lagi memprogram sedang idle atau mereka masih belum
online. Pesan instanku tidak mereka jawab. E-mail terakhir yang kuterima
adalah dari temanku,ia bilang dia akan berbicara denganku ketika dia
kembali dari belanja, dan itu adalah kemarin. Kutelpon dia dengan
ponselku, tapi sinyal handphone di bawah sini sangat jelek. Yeah, itu
dia. Aku hanya perlu menelpon seseorang. Aku akan melakukannya di luar.
Yah, itu tidak berhasil. Ketika ketakutanku lenyap, aku merasa
sedikit konyol karena ketakutanku sebelumnya. Kulihat pantulanku di
cermin sebelum aku keluar, tetapi aku tidak mencukur janggutku yang baru
tumbuh selama dua hari. Karena kupikir aku cuma keluar untuk menelpon
sebentar. Meskipun begitu aku tetap mengganti kemejaku, karena ini sudah
jam makan siang, dan seharusnya aku akan berpapasan dengan paling
sedikit satu orang yang kukenal. Tidak ada seorangpun yang kukenal
berpapasan denganku, walau aku berharap aku menemui seseorang yang
kukenal.
Saat aku keluar, kubuka pintu apartemenku yang kecil ini dengan
perlahan-lahan. Entah bagaimana caranya perasaan takut mulai memasuki
tubuhku. Aku menutupi ketakutanku dengan cara tidak berbicara bersama
orang lain kecuali diriku sendiri. Kuintip sebuah lorong abu-abu yang
kotor, Tambah lagi ini adalah lorong ruang bawah tanah , pastilah lebih
kotor lagi. Pada salah satu ujungnya, ada sebuah pintu besar yang
terbuat dari logam yang mengarah ke ruang perapian apartemen ini.
Pintunya pasti terkunci. Dua mesin soda berdiri di dekatnya. Aku pernah
membeli soda ini ketika aku pertama kali pindah ke sini, tapi ternyata
soda yang kubeli sudah dua tahun kadaluwarsa. Aku yakin tidak ada yang
tahu tentang keberadaan mesin-mesin ini atau mungkin pemilik apartemen
ini sudah tidak mau menyetok ulang minuman di mesin-mesin itu.
Saya menutup pintuku dengan pelan, dan berjalan ke arah yang lain,
aku berusaha untuk tidak membuat suara. aku tidak tahu kenapa aku
melakukan itu, tapi cukup menyenangkan untuk tidak mengganggu suara
dengungan mesin-mesin soda itu, walau hanya sementara . Aku berjalan
menuju tangga, dan menaikinya menuju pintu utama apartemen. Di sana aku
melihat keluar melalui sebuah jendela kecil bebentuk kotak di pintu
depan bangunan ini, dan aku terkejut , ini masih belum jam makan siang.
Kegelapan kota menyelimuti semua jalan yang ada di luar, dan lampu lalu
lintas di persimpangan jalan mengejapkan warna kuning. Awan-awan redup
berwarna ungu dan hitam akibat cahaya kota. Tidak ada yang bergerak,
kecuali pohon-bohon yang bergoyang di samping trotoar karena derasnya
angin. Pada saat itu aku menggigil, meskipun aku tidak kedinginan.
Mungkin itu angin dari luar. Aku dapat mendengarnya walaupun
samar-samar.
Aku memutuskan untuk tidak keluar.
Aku mengangkat ponselku melewati jendela di pintu itu untuk mengecek
sinyal, bar sinyal memenuhi ponselku, dan aku tersenyum. Saatnya
mendengarkan suara orang lain, pikirku lega. Ini adalah hal yang aneh,
aku merasa tidak takut dengan apapun. Aku menggelengkan kepalaku sambil
tertawa kecil. Kutelpon sahabat baikku Amy, kemudian ponsel kutaruh di
telingaku. Ponselku berdering sekali...kemudian berhenti. Tidak ada yang
terjadi. Aku mendengar keheningan sekitar dua puluh detik, kemudian
kututup. Aku mengerutkan kening dan melihat sinyal ponselku lagi-masih
penuh. Aku menelponnya lagi, tapi kemudian teleponku berdering di
tanganku, mengejutkanku. Aku meletakkannya di telingaku.
"Halo?" tanyaku, aku berusaha menahan rasa syokku ketika mendengar
suara orang lain untuk pertama kalinya selama beberapa hari ini,
meskipun yang kudengar masih suaraku sendiri. Aku sudah mulai terbiasa
dengan suara-suara dengungan dari apartemenku, komputerku, dan mesin
soda. Awalnya dia tidak merespons sapaanku,tapi akhirnya,sebuah suara
datang.
"Hei," kata seorang lelaki dengan jelas , ia pasti seumuran denganku. "Siapa ini?"
"John" jawabku kebingungan.
"Oh,maaf,salah nomor" jawabnya,lalu menutup telpon."
Aku menurunkan ponselku perlahan-lahan dan bersandar di tembok bawah
tangga. Ini aneh. Kulihat daftar panggilan yang kuterima, tapi nomornya
tidak aku kenal. Sebelum aku memikirkannya lebih lanjut, ponselku
berdering dengan kencang, mengejutkanku lagi. Kali ini, aku melihat dulu
nomor pemanggilnya sebelum kujawab. Nomor yang tidak kukenal lagi. Kali
ini, kutaruh ponselku di samping telingaku, tetapi aku tidak mengatakan
apa-apa. Aku mendengar latar belakang suara yang menelponku .Kemudian
suara yang kukenal mulai memacu keteganganku.
"John?" satu kata yang diucapkannya dalam suara Amy.
Aku bernapas lega.
"hei,ini pasti Amy" jawabku
"Siapa lagi kalau bukanku?" responnya."Oh,nomornya.Aku masih ada di
sebuah pesta di Seventh Steet,dan ponselku habis baterai ketika kamu
menelponku.Yang kupakai sekarang adalah ponsel orang lain."
"Oh,ok," jawabku
"Di mana kamu?" tanyanya
Mataku menoleh ke sebuah mesin putih yang membosankan di dinding dan
sebuah pintu baja yang besar dengan jendela-jendela kecilnya.
"Di apartemenku" kataku sambil menghela napas."Aku hanya merasa terkurung.Aku tidak menyadari hari sudah sangat malam."
"Kamu harus datang ke sini," katanya sambil tertawa.
"Tidak usah, aku tidak ingin pergi ke tempat aneh itu sendirian di
tengah malam," kataku, sambil melihat keluar jendela dengan sedikit
angin yang diam-diam menakutiku walau hanya sedikit. "Aku pikir
sebaiknya aku melanjutkan pekerjaanku dan pergi tidur."
"Omong kosong!" jawabnya."Aku bisa menjemputmu!Apartemenmu dekat dengan Seventh Street,betul tidak?"
"Kamu mabuk ya?" Aku bertanya dengan ringan."Kamu tahu dimana aku tinggal."
"Oh,tentu saja," jawabnya dengan cepat. "Aku kira aku tidak bisa ke sana dengan jalan kaki,hah?"
"Kamu bisa jika kamu ingin membuang setengah jam waktumu," kataku.
"Baiklah kalau begitu," katanya."Ok,aku harus pergi,semoga pekerjaanmu lancar!"
Aku menurunkan ponselku sekali lagi, sambil melihat sekilas nomornya
ketika panggilan telah berakhir. Kemudian suara dengungan itu tiba-tiba
memasuki telingaku. Dua panggilan telpon dan jalanan yang menakutkan
telah berhasil mendatangkan perasaan kesepianku di bawah tangga yang
kosong ini.Mungkin gara-gara kebanyakan menonton film horror, aku
berpikir bahwa bisa saja ada suatu makhluk yang menakutkan melihatku
dari belakang jendela,mungkin makhluk mengerikan yang melayang- layang
memutari kesepianku, mendatangi manusia-manusia yang kesepian. Aku tahu
ketakutan ini tidak masuk akal, tapi tidak ada orang lain di
sekitarku...jadi aku turun kebawah, berlari menyusuri lorong menuju
kamarku, dan kututup pintuku secepat mungkin ketika suasana masih
hening. Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku merasa konyol dengan
ketakutanku terhadap sesuatu yang tidak ada, kemudian ketakutanku hilang
lagi. Menuliskan hal ini sangat membantuku - tulisanku menyadarkanku
bahwa tidak ada yang salah denganku. Tulisanku juga membantu mengurangi
kebingungan dan ketakutanku,walaupun masih banyak hal yang belum bisa
kumengerti.Ini sudah malam, hari ini aku mendapat telpon dari nomor yang
tidak kukenal, dan baterai ponsel
Amy habis,jadi ia menelponku dengan
nomor yang berbeda.Aku rasa tidak ada hal aneh terjadi hari ini.
Tetap saja, ada sesuatu yang ganjil dari percakapanku dengan Amy. Aku
tahu itu bisa saja pengaruh alkohol yang dimilikinya...atau memang ada
sesuatu yang aneh? Apakah mungkin itu...ya,pasti itu! Aku tidak
menyadarinya sampai sekarang, langsung kutuliskan hal ini. Aku tahu
menulis akan membantu. Dia bilang dia ada di sebuah pesta, tapi aku aku
tidak mendengar apa-apa di belakang suaranya! Tentu saja,itu bukanlah
hal yang istimewa, karena bisa saja dia keluar ketika menelponku. Tidak,
tidak mungkin seperti itu. Aku tidak mendengar suara angin!Aku perlu
melihat apakah anginnya masih bertiup!
Senin
Aku lupa untuk menyelesaikan tulisanku tadi malam.Aku tidak yakin
tentang apa yang akan kulihat hari ini.Aku merasa konyol.Ketakutanku
tadi malam terasa kabur dan tidak masuk akal untukku.Aku tidak sabaran
lagi untuk keluar dan melihat sinar matahari.Aku akan mengecek
email,mencukur janggutku,mandi,dan akhirnya pergi dari sini!
Tunggu...Aku pikir aku mendengar sesuatu.
Ternyata itu adalah suara guntur. Seluruh sinar matahari dan udara
yang segar itu ternyata tidak nyata. Aku pergi atas dengan menaiki
tangga, hanya untuk merasakan kekecewaan .Jendela kecil di pintu hanya
memperlihatkan air yang mengalir seiring hujan mengguyurnya. Hanya ada
cahaya yang redup dan suram yang tersaring melalui hujan, tapi
setidaknya aku tahu sekarang masih siang, meskipun hari ini adalah hari
yang kelabu dan memilukan. Aku mencoba melihat keluar jendela dan
menunggu petir untuk menerangi kegelapan ini, tapi hujan sangatlah deras
sehingga aku tak bisa melihat apa-apa kecuali gelombang-gelombang air
yang samar-samar mengalir membasahi jendela. Karena kecewa aku berbalik,
tetapi aku tidak mau kembali ke kamarku.Aku malah berjalan menaiki
tangga,melewati lantai satu dan lantai dua.
Tangga-tangga itu berhenti
di lantai tiga, lantai tiga adalah lantai yang paling tinggi di
apartemen ini. Aku melihati kaca yang berada di dinding dekat tangga,
bentuknya sedikit bengkok,dengan tekstur yang agak tebal.Kulihat keluar
melalui kaca itu namun tidak ada yang bisa dilihat selain hujan.
Aku buka pintu tangga itu dan berjalan menyusuri lorong. Ada sepuluh
atau lebih pintu kayu tua yang tebal bercat biru, Semuanya ditutup. Aku
memperhatikan suara di sekitarku ketika aku berjalan, tetapi sekarang
masih siang, jadi aku tidak terkejut kalau aku tidak mendengar suara
apapun kecuali suara hujan di luar. Ketika aku berdiri di lorong yang
redup itu sambil mendengarkan hujan, terlintas pikiran yang aneh di
otakku memberitahuku pintu-pintu yang berdiri di sini adalah pintu
granit yang dibuat oleh peradaban kuno untuk tujuan yang tidak
kuketahui.Petir terus menyambar , dan aku dapat bersumpah pintu tua
berwarna biru itu terlihat seperti bebatuan yang kasar. Aku tertawa pada
diriku sendiri karena imajinasiku selalu berhasil menguasaiku, tapi
kemudian aku sadar jika ada cahaya yang redup dan suara petir pastilah
ada jendela di lorong. Ingatanku mulai muncul samar-samar, tiba-tiba aku
ingat bahwa ada sebuah jendela di satu ruangan kecil pada lorong lantai
tiga.
Aku menjadi bersemangat untuk melihat hujan diluar dan mungkin aku
akan melihat manusia lainnya melalui jendela itu, aku bejalan dengan
cepat menuju ruangan kecil itu, kutemukan sebuah jendela kaca yang cukup
tipis. Hujan membasahinya sama seperti jendela di pintu depan,namun
jendela ini bisa kubuka. Aku mengulurkan tanganku untuk membukanya, tapi
dengan perasaan ragu. Aku punya perasaan aneh bahwa jika aku membuka
jendela itu, aku akan melihat sesuatu yang benar-benar mengerikan di
luar. Semuanya tampak begitu aneh akhir-akhir ini...aku mendapatkan
rencana, aku akan kembali ke sini untuk mengambil alat yang aku butuhkan
untuk rencanaku.Aku tidak serius tentang segala hal mengerikan yang
akan kulihat jika aku membukanya, tapi aku bosan, sekarang masih hujan,
dan aku pikir aku akan menjadi gila. Aku kembali untuk mengambil webcam
ku. Kabelnya tidak cukup panjang untuk mencapai lantai tiga bagaimanapun
caranya, aku akan menyembunyikannya di atara dua mesin soda yang berada
di ujung lorong bawah, kabel webcamku memanjang dari bawah pintuku,dan
kutempelkan dengan lakban sepanjang dinding lorong. Aku tahu ini konyol,
tapi aku tidak punya hal lain yang lebih penting untuk kukerjakan...
Yah, tidak ada yang terjadi. Aku bersandar di dekat tangga lorong,
menyemangati diriku sendiri, kemudian kubuka pintu depan dengan keras
dan berlari secepat mungkin ke kamarku dan kubanting pintunya. Kulihat
webcam di atas komputerku dengan sungguh-sungguh, sambil memandangi
lorong di luar pintuku dan tangga-tangga yang terlihat. Aku melihati
webcamku sekarang, dan aku tidak melihat ada sesuatu yang menarik.
Posisi kameraku kurang bagus sehingga aku tidak dapat melihat pintu
depanku melalui webcamku.Jika saja posisinya berbeda,aku sangat ingin
melihat bagian pintu depan bangunan ini.Hei!Ada yang online!
aku mengeluarkan webcam lamaku, fungsinya lebih sedikit dari yang
kupakai sekarang.Kemudian aku ambil webcam itu dari lemariku agar aku
bisa video chat dengan temanku yang online. Aku tidak bisa menjelaskan
kepadanya kenapa aku ingin video chat bersamanya, mungkin karena terasa
enak ketika aku melihat wajah orang lain. Dia tak punya waktu yang lama
untuk berbicara denganku, dan kami tidak berbicara satu halpun yang
berarti, tapi aku merasa jauh lebih baik. Ketakutan anehku hampir
hilang. Aku hampir merasakan baik sepenuhnya, tetapi ada sesuatu
yang...aneh...mengenai pembicaraan kami. Aku tahu aku mengatakan
semuanya tampak aneh,namun...tetap saja, responnya sangat tidak
jelas.Aku tidak bisa mengingat satupun hal yang ia katakan...tidak ada
nama,tempat,atau peristiwa yang istimewa bagiku...tapi ia meminta
emailku agar bisa tetap berhubungan denganku. Tunggu,Aku baru saja
mendapatkan email.
Sebentar lagi aku akan keluar. Aku baru saja mendapat email dari Amy
,ia memintaku untuk menemuinya pada saat makan siang "di tempat yang
biasanya" Aku memang menyukai pizza, dan beberapa hari ini yang aku
hanya makan makanan yang ada di kulkasku, karena itulah aku jadi tidak
sabar. Lagi-lagi, aku merasa aneh mengenai beberapa hari yang aku alami
ini. Aku harus memusnahkan jurnal ini ketika aku kembali.Oh,email lagi.
Ya ampun. Aku hampir lupa membaca email itu sebelum kubuka pintunya.
Aku hampir membuka pintu. Aku hampir membuka pintu, tapi aku baca email
itu dulu! Ternyata email itu berasal dari temanku yang sudah lama tidak
kudengar, dan email itu dikirim kepada semua orang yang sudah ia simpan
di daftar alamat emailnya. Tidak ada subjek, dan didalamnya tertulis:
"Lihatlah dengan mata kepalamu sendiri jangan percaya dengan mereka mereka"
Apa maksudnya? Kata-kata itu mengejutkan saya, dan aku terus
memikirkannya berulang-ulang. Apakah ini hanyalah email iseng atau...ada
sesuatu yang terjadi? Kata-kata di email itu sangat jelas terpotong
sebelum kalimatnya selesai! Biasanya aku sudah menghapus email-email
seperti ini dan mengganggapnya virus komputer,tetapi yang ini...lihatlah
dengan mata kepalamu sendiri! Aku terus membaca jurnal ini dan
memikirkan beberapa hari terakhir ini dan aku sadar aku belum melihat
orang lain dengan mataku sendiri atau berbicara langsung dengan orang
lain. Percakapan webcam dengan temanku sangatlah aneh, begitu samar,
begitu...menakutkan, setelah kupikir-pikir. apakah percakapanku tadi
menakutkan? Atau ketakutan telah menyelimuti pikiranku? Pikiranku mulai
bermain-main dengan kejadian yang kutulis di sini.
Nomor-nomor yang
tidak kukenal menelponku ,percakapan telponku dengan Amy, seorang teman
yang meminta alamat emailku...semuanya aneh.Aku langsung mengirimkan
pesan kepadanya ketika aku melihatnya online! Dan aku mendapat email
balasannya beberapa menit setelah percakapan itu! Ya ampun! Percakapan
telponku dengan Amy! Aku mengatakannya di telpon-Aku mengatakan bahwa
Amy perlu waktu setengah jam berjalan kaki dari Seventh Street menuju
apartemenku!Mereka tahu apartemenku dekat dengan mereka!Bagaimana jika
mereka berusaha mencariku?Kenapa aku belum melihat dan mendengar
siapapun selama berhari-hari?
Tidak,tidak,ini gila.Ini benar-benar gla.Aku perlu lebih tenang.Kegilaan ini harus berhenti.
Aku tidak tahu apa yang harus kupikirkan. Aku berlarian dengan marah
di apartemenku ,sambil memegangi ponselku ke setiap sudut untuk melihat
apakah aku bisa mendapatkan sinyal melalui dinding-dinding yang tebal
ini. Akhirnya, di kamar mandi yang kecil,di dekat sudut plafon, aku
mendapatkan satu bar sinyal. Kupegang ponselku, Kukirim SMS ke semua
orang ada di daftar nomorku.Bukannya aku bermaksud mengkhianati
ketakutanku, Isi SMSku;
Apakah kamu bertemu dengan orang lain akhir-akhir ini?
Pada saat itu, aku hanya ingin ada orang yang membalas SMSku. Aku
tidak peduli apapun balasannya, atau SMSku hanya akan membuat malu
diriku sendiri. Kucoba untuk menelpon orang lain beberapa kali, tapi aku
tak bisa menaikkan kepalaku lebih tinggi lagi ,dan jika ponselku
kebawah sedikit bahkan hanya satu inci,sinyalnya akan hilang. Kemudian
aku teringat dengan komputer, dan bergegas memakainya, kukirim pesan ke
semua orang yang online. Sebagian besar sedang tidak memakai komputer
mereka. Tidak ada yang menjawab pesanku. Pesan-pesanku menjadi lebih
panik, dan aku mulai memberitahu orang-orang di mana aku tinggal dan
menyuruh mereka datang ke tempatku.Pada saat itu aku tidak mempedulikan
apapun.Aku hanya perlu melihat orang lain!
Aku mengacak-acak apartemenku untuk mencari sesuatu yang mungkin aku
lewatkan, aku mencari suatu cara untuk menghubungi manusia lain tanpa
harus membuka pintu. Aku tahu ini gila, aku tahu hal ini masih belum
ditemukan, tetapi bagaimana jika sudah ditemukan? BAGAIMANA JIKA SUDAH?
Aku hanya perlu untuk memastikannya! Kutaruh ponselku di plafon kamar
mandiku jika ada suatu hal yang terjadi.
Selasa
SUARA PONSELKU BERDERING! Kelelahan dari amukanku tadi malam pasti
membuatku tertidur. Aku bangun untuk mengangkat ponsel, dan berlari ke
kamar mandi, aku berdiri di toilet, dan mengambil ponsel di plafonku.
Telpon dari Amy, aku merasa jauh lebih baik ketika mendengar suaranya.
Dia benar-benar khawatir denganku, rupanya ia telah berusaha untuk
menelponku sejak terakhir kali aku berbicara dengannya. Sekarang ia
sedang menuju ke sini, tetapi dugaanku salah, dia sudah tahu di mana aku
tinggal tanpa kuberitahu. Aku merasa sangat malu. Aku pasti akan
membuang jurnal ini sebelum ada orang lain yang membacanya. Aku bahkan
tidak tahu kenapa aku menulis ini sekarang. Mungkin karena hanya inilah
komunikasi yang aku punya sejak...hanya Tuhan yang tahu sejak kapan.Aku
terlihat sangat kacau.Aku melihat cermin sebelum aku kembali.Mataku
cekung,janggutku lebih tebal, dan tubuhku terlihat tidak sehat.
Apartemenku sudah kotor sekali, tapi aku tidak akan membersihkannya.
Aku rasa orang lain perlu melihat apa yang sudah kulalui. Beberapa hari
ini TIDAK biasa. Bukannya aku mengada-ada. Tapi aku tahu aku telah
menjadi korban dari sesuatu yang ekstrim. Mungkin beberapa kali aku
merasa rindu melihat orang lain. Mungkin aku hanya kebetulan keluar pada
saat semua orang sudah tidak ada. Semuanya baik-baik saja, aku
mengetahui ini sekarang. Tambah lagi aku menemukan sesuatu dari lemariku
kemarin malam yang sangat membantuku: sebuah televisi! Aku mengaturnya
tepat sebelum aku menulis ini, dan televisinya masih bernyalaan di
belakang. Televisi selalu menjadi pelarian untukku, dan televisi
mengingatkan saya bahwa masih ada kehidupan lain dibalik tembok-tembok
kotor ini.
Aku bersyukur karena Amy lah satu-satunya yang menanggapiku setelah
malam tadi aku mengganggu semua orang yang bisa aku hubungi dengan
panik.Dia adalah sahabat baikku selama bertahun-tahun. Mungkin dia tidak
mengetahuinya, tapi aku menganggap hari dimana aku mengenalnya adalah
salah satu momen paling bahagia dalam hidupku. Aku teringat di satu
musim panas yang menyenangkan. Sangat berbeda dengan suasana sekarang
yang gelap,hujan,dan sepi.Aku merasa ingin menghabiskan waktu duduk di
taman bermain itu,walaupun aku sudah terlalu tua,hanya berbicara
dengannya dan duduk disana seharian. Kadang-kadang aku merasa aku masih
bisa kembali ke saat itu,dan semua ini hanya akan membuatku teringat
dengan tempat sialan ini...akhirnya, suara ketokan dari pintu!
Aku pikir ini aneh karena aku tidak bisa melihatnya melalui kamera
yang aku sembunyikan di antara mesin-mesin soda. Aku pikir mungkin
karena posisi kameranya yang tidak pas, seperti ketika aku tak bisa
melihat pintu depan. Aku seharusnya tahu!. Setelah ketukan, aku
berteriak melalui pintu dan bercanda bahwa aku menyembunyikan kamera di
antara mesin-mesin soda. Setelah aku melakukan itu,Aku melihat ia
berjalan ke arah kamera dan memandangnya.Ia tersenyum dan melambaikan
tangannya.
"Hei!" katanya ke kamera dengan wajah yang semangat dan masam.
"Ini aneh,aku tahu itu," kataku melalui mikrofon di komputerku."Beberapa hari ini aneh bagiku."
"Itu sudah pasti" jawabnya."Buka pintunya,John."
Aku meragukannya.Bagaimana aku bisa yakin?
"Hei, buatlah aku tersenyum," kataku kepadanya melalui
mikrofon."Beritahu satu hal yang berhubungan dengan kita.Buktikan
kepadaku kalau itu memanglah kamu."
Dia melihat kamera dengan wajah kebingungan.
"Um,baiklah," katanya dengan pelan sambil berpikir." Kita bertemu
tidak sengaja di taman bermain karena kita terlalu tua untuk berada di
sana?"
Aku menghela napas ketika realitas kembali padaku dan ketakutanku
pergi.Tuhan,Aku sangat konyol.Sudah pasti dia adalah Amy! Hari itu tidak
akan ada dimanapun kecuali dalam ingatanku.Aku tidak pernah
memberitahukannya pada siapapun,bukan karena malu, tetapi aku hanya
ingin menyimpan rahasia ini sendiri dan berharap hari-hari seperti itu
akan kembali.Jika mereka tidak memaksa dan menipuku, seperti yang aku
takutkan, tidak mungkin mereka bisa tahu mengenai hari itu.
"Haha,baiklah,aku akan menjelaskan semuanya" kataku kepadanya."Tunggu sebentar."
Aku berlari ke kamar mandiku dan membenarkan rambutku sebaik
mungkin.Aku terlihat sangat kacau,tetapi ia pasti paham.Aku terkekeh
karena tingkah lakuku sendiri dan kekacauan yang aku buat di tempat ini,
aku berjalan ke depan pintu. Aku meletakkan tanganku pada pegangan
pintu dan mulai memperlihatkan kekacauanku. Sangat konyol, pikirku.
Mataku tertuju kepada sisa makanan yang tergeletak di tanah, tong sampah
yang penuh, dan tempat tidurku yang kunaikkan ke sisi dinding
untuk...hanya Tuhan yang tahu. Aku hampir menuju ke pintu dan
membukanya,tetapi mataku melihat satu hal lagi:webcam lamaku yang aku
pakai untuk video chat dengan temanku.
Bulatan hitam di webcamku terbaring di sisinya ,lensanya menuju meja
di mana jurnal ini ditulis.Teror yang luar biasa merasuk tubuhku ketika
aku sadar jika seseorang bisa saja melihatku dari kamera itu,bisa saja
ia melihat apa yang aku tulis tentang hari itu, aku bertanya lagi
kepadanya tentang satu hal lagi yang berhubungan dengan kita,dan dia
berkata sesuatu yang aku pikir mereka atau ia tidak mungkin tahu...tapi
DIA TAHU!DIA MEMANG BENAR_BENAR TAHU!TERNYATA IA MEMANG MENONTONKU
SEPANJANG WAKTU!
Aku tidak membuka pintunya. Aku berteriak. Aku berteriak tak
terkendali. Kuinjak-injak webcam lamaku di lantai. Pintunya berguncang,
dan pegangan pintu mulai berputar, tapi aku tidak mendengar suara Amy
melalui pintu. Apakah pintu ruang bawah tanah ini memang dirancang untuk
menyerap suara? Atau Amy tidak di luar? Siapa yang berusaha untuk masuk
ke sini jika bukan dia? Siapa gerangan di luar sana? Aku melihatnya di
komputer melalui kamera di luar, Aku mendengarnya di speaker melalui
kamera yang ada di luar,tapi apakah ini nyata?!Bagaimana aku bisa
tahu?!Dia sudah pergi sekarang-Aku berteriak meminta pertolongan!Aku
tumpuk semua yang ada di kamar berhadapan dengan pintu depanku -
Jumat
Kalau tidak salah hari itu adalah hari Jumat. Aku merusak semua benda
elektronik. Aku banting komputerku sampai hancur. Semua hal yang ada di
sana bisa saja diakses dengan internet, atau kemungkinan yang lebih
buruk lagi adalah data komputerku dicuri. Aku tahu semua itu bisa
terjadi karena aku adalah seorang programer. Setiap informasi yang
kuberi sejak semua ini dimulai-namaku,alamat emailku,tempat
tinggalku-aku tidak pernah mendapat masalah sebelum kuberi
informasi-informasiku.Kubaca berulang-ulang apa yang kutulis.Dari tadi
aku berputar-putar di kamarku,kebingungan antara ketakutan dan
kekhawatiranku yang sangat besar.Kadang-kadang aku sangat yakin para
hantu di sini berusaha membuatku keluar dari sini.Dari Amy
menelponku,sampai dia menyuruhku membuka pintu dan pergi keluar.Aku
yakin ini adalah perbuatan mereka.
Aku terus memikirkan semuanya di kepalaku.Satu bagian otakku
mengatakan kalau aku bertindak seperti orang gila,dan semua yang kualami
ini hanyalah kebetulan semata - tidak pernah keluar di waktu yang tepat
adalah kebetulan ,tidak pernah ketemu orang lain juga kebetulan,
mendapatkan email yang isinya omong kosong jugalah kebetulan.Satu bagian
otakku yang lainnya mengatakan itulah penyebabnya.Aku terus
berpikir.Aku tidak pernah membuka jendela di lantai tiga.Aku tidak
pernah membuka pintu depanku. Apapun yang ada di luar sana - jika ada
sesuatu di luar sana - dia tidak pernah menampakkan dirinya di bangunan
ini sebelum aku membuka pintu depan.Mungkin alasan kenapa ia sudah tidak
ada di bangunan ini karena ia sudah pergi ke tempat lain dan mengincar
orang-orang lain...kemudian ia menunggu, sampai aku mengkhianati
keberadaan kusendiri dengan menelpon Amy...panggilanku tidak
berhasil,sampai akhirnya ia memanggilku dan menanyakan namaku...
Teror benar-benar menguasaiku setiap kali aku berusaha menggabungkan
serpihan mimpi buruk ini menjadi satu.Email yang kuterima - isinya
pendek,terpotong- apakah itu berasal dari seseorang yang ingin
memberitahukan sesuatu? Suara yang dengan tujuan baik mencoba
memperingatkanku sebelum ia datang? Lihatlah dengan mata kepalamu
sendiri,jangan percaya dengan mereka - sangat mencurigakan.bisa saja ia
dapat mengendalikan semua alat elektronik, dan mencoba membuatku
keluar.Kenapa ia tidak bisa masuk?Ia bisa mengetok pintu - pasti ia
memiliki sosok yang padat...pintunya...gambaran tentang pintu granit
diatas yang dibuat dari perabadan kuno selalu terlintar di pikiranku
ketika aku memikirkan hal ini.Jika ada hantu yang mencoba membuatku
keluar, mungkin ia tak bisa masuk lewat pintu.Aku terus memikirkan ulang
semua buku yang pernah kubaca dan semua film yang pernah kutonton,
berusaha untuk memberi penjelasan tentang hal ini.Pintu selalu menjadi
fokus dari imajinasi manusia ,selalu dilihat sebagai pintu gerbang
masuknya pikiran.Atau pintunya saja yang terlalu tebal?Aku tahu aku
tidak dapat menerobos satupun pintu di bangunan ini,khususnya di ruang
bawah tanah.Namun,pertanyaan yang sebenarnya adalah kenapa ia
menginginkanku?Jika ia ingin membunuhku, ia bisa membunuhku dengan
berbagai cara, termasuk hanya dengan diam saja sampai aku mati
kelaparan.Bagaimana kalau ia tidak ingin membunuhku? Bagaimana jika ia
mempunyai rencana yang jauh lebih mengerikan untukku? Tuhan,apa yang
bisa aku lakukan untuk keluar dari mimpi buruk ini?!
Terdengar sebuah ketokan di pintu...
Aku mengatakan kepada orang-orang di luar bahwa aku hanya perlu waktu
sebentar untuk berpikir dan aku akan keluar.Aku menulis semua ini untuk
mengetahui apa sebenarnya yang harus kulakukan.Setidaknya kali ini aku
mendengar suara mereka.Penyakit kejiwaanku-dan tepat,aku sadar bahwa aku
paranoid-membuatku memikirkan semua cara yang bisa mereka lakukan untuk
memalsukan suara mereka dengan alat elektronik.Bisa saja di luar tidak
ada apa-apa kecuali speaker,mengeluarkan suara manusia.Apakah benar
mereka membutuhkan waktu tiga hari untuk datang dan berbicara dengan
saya?Amy seharusnya masih di luar,bersama dengan dua orang polisi dan
seorang psikiater.Mungkin mereka memerlukan waktu tiga hari untuk
mengetahui apa yang dapat mereka katakan padaku.Kata-kata psikiater itu
cukup meyakinkanku,katanya semua ini hanyalah kesalahpahaman dan tidak
ada makhluk apapun yang mencoba menipuku untuk membuka pintu.
Psikiater itu memiliki suara orang dewasa,tegas tetapi masih
mempedulikanku. Aku menyukainya. Aku sudah tidak tahan untuk melihat
seseorang dengan mata kepalaku sendiri! Dia bilang aku mempunyai
penyakit mental yang bernama cyber-psychosis (Kegilaan dunia maya), dan
aku hanyalah salah satu dari banyak orang yang terkena penyakit ini
akibat sebuah email "yang masuk entah bagaimana" Aku bersumpah dia
mengatakan "yang masuk entah bagaimana."Aku pikir maksudnya adalah email
itu menyebar di seluruh wilayah tanpa alasan yang jelas,tetapi aku
sangat curiga sosok itu ingin menunjukkan sesuatu.Ia memeberitahuku
bahwa banyak orang lain selainku yang mendapat masalah yang
sama,meskipun kami tidak pernah berkomunikasi.
Itu menjelaskan email aneh yang yang kudapat.Aku tidak mendapat email
aslinya.Aku mendapatkannya dari temanku yang mungkin memiliki masalah
yang sama denganku, dan ia berusaha memberitahu semua orang apa yang ia
ketahui tentang perasaan takutnya.Itulah caranya penyakit ini
menyebar,jelas psikiater itu.Aku sepertinya sudah menyebarkannya,dengan
SMSku dan pesan onlineku ke semua orang yang aku kenal.Salah satu dari
mereka mungkin sedang kebingungan.Psikiater itu memberitahuku bahwa ia
tidak mau lagi "kehilangan satu orang",dia bilang orang-orang seperti
saya adalah orang yang cerdas,dan disanalah letak kekurangan kita.Kita
memikirkan sesuatu dengan sangat baik sampai-sampai kita memikirkannya
walaupun sesuatu itu sebenarnya tidak ada.Dia berkata mudah bagiku untuk
mendapat ketakutan ini di dunia kami yang begitu cepat,dunia kami yang
sangat cepat berubah.
Aku harus memujinya.Itu adalah penjelasan yang hebat.Kata-katanya
dengan rapi menjelaskan semuanya,kenyataannya aku sudah mempunyai semua
alasan untuk membuang ketakutanku dari makhluk yang ingin
menangkapku,berpikir untuk tinggal disini sampai aku mati kelaparan
hanya untuk membuat makhluk itu kesal dan mengincar orang lain.Sangatlah
bodoh untuk berpikir seperti itu setelah mendengar penjelasannya,atau
mungkin saja aku adalah orang terakhir yang hidup di dunia yang
kosong,bersembunyi di ruangan bawah tanah, tidak mau keluar karena aku
tidak mau ditangkap oleh sebuah makhluk yang tidak nyata.Inilah
penjelasan paling sempurna dari semua yang aku lihat dan aku
dengar,sekarang aku sudah bisa melepaskan semua ketakutanku dan membuka
pintu.
Tunggu,itulah mengapa aku tidak mau keluar.
Bagaimana aku bisa yakin?!Bagaimana aku bisa tahu mana yang nyata dan
mana yang tidak nyata? Semua benda sialan dengan kabel dan sinyal yang
datang dari tempat yang tidak terlihat!Mereka tidak nyata, aku bisa
pastikan itu!Kamera,panggilan telpon,email-email!Bahkan televisi yang
sedang tergeletak rusak di lantai,semuanya palsu - bagaimana aku bisa
tahu semua ini nyata? ...pintunya!Pintunya mulai berguncang!Ia hendak
masuk!Penemuan gila apa yang ia pakai untuk menirukan suara orang-orang
di depan pintu ini? Setidaknya akhirnya aku melihatnya juga dengan mata
kepalaku dendiri...Tidak ada lagi yang bisa menipuku, aku menghancurkan
semuanya yang bisa kulihat!Ini tidak bisa menipu mataku kan? Lihatlah
dengan mata kepalamu sendiri jangan percaya dengan
mereka...tunggu...apakah email aneh yang kuterima itu memberitahuku
untuk mempercayai mataku sendiri atau memberi peringatan tentang
mataku?!Oh Tuhan,apa sebenarnya perbedaan dari sebuah kamera dan
mataku?Mereka sama-sama mengubah cahaya menhadi sinyal elektrik - mereka
sama!Aku tidak bisa tertipu!Aku harus yakin!Aku harus yakin!
Hari tidak diketahui
Berhari-hari aku meminta kertas dan pulpen dengan tenang, sampai
akhirnya mereka memberikannya juga padaku.Memang ini bukanlah hal yang
penting.Untuk mencungkil mataku?Perban-perban ini sudah menjadi bagian
dariku sekarang.Rasa sakitku sudah hilang.Aku rasa sekarang adalah
kesempatan terakhirku untuk menulis,karena sangatlah susah memperbaiki
tulisanku tanpa penglihatanku,tanganku mulai melupakan gerakan-gerakan
yang diperlukan untuk menulis,hal ini membuatku senang,tulisan ini...ini
akan menjadi benda yang berharga suatu saat nanti,karena aku yakin
semua orang yang masih ada di dunia ini sudah mati...atau lebih buruk
lagi.
Aku duduk di permukaan yang empuk berhari-hari.Makhluk itu memberiku
makanan dan air.Ia menyamar menjadi perawat yang ramah dan seorang
dokter yang tidak pengertian.Sepertinya ia tahu pendengaranku sudah
semakin tajam karena sekarang aku hidup di kegelapan.Ia memalsukan
percakapan di lorong,tidak ingin aku mendengarnya.Salah satu perawat
mengatakan ia akan melahirkan sebentar lagi dan salah satu dari dokter
di sini kehilangan istrinya dalam kecelakaan mobil.Tidak ada yang saya
pedulikan,tidak ada yang nyata.Tidak ada satupun yang dapat mengusik
saya, kecuali satu hal.
Itulah bagian terburuknya,bagian yang hampir tidak bisa
kukendalikan.Sosok itu datang kepadaku,menyamar sebagai
Amy.Penyamarannya sangat sempurna.Suaranya sama persis dengan Amy,sangat
persis.Ia bahkan mengeluarkan tangisan yang mengalir di pipi yang
tampak seperti pipi Amy.Ketika ia membawaku ke sini,ia memberi tahuku
semua hal yang ingin aku tahu.Ia memberitahuku bahwa ia menyayangiku,ia
akan selalu menyayangiku,ia tidak mengerti mengapa aku melakukan semua
ini,dan juga kita yang masih bisa hidup bersama,jika saja aku berhenti
berpikiran bahwa aku sedang ditipu.Ia ingin aku percaya...tidak,ia
memerlukanku untuk mempercayainya bahwa ia nyata.
Aku hampir percaya.Aku benar-benar hampir percaya.Aku telah meragukan
diriku sendiri untuk waktu yang sangat lama.Pada akhirnya,semuanya
terlalu sempurna,tidak ada cela,dan terlalu nyata.Amy palsu itu biasanya
datang setiap hari,kemudian setiap minggu,dan akhirnya ia tidak pernah
datang lagi...tapi aku tidak yakin makhluk itu akan menyerah.Aku pikir
ia ingin membuatku menunggunya.Itu adalah salah satu langkah
pertamanya.Aku akan bertahan darinya seumur hidupku jika itu yang harus
kulakukan.Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan orang-orang lain,yang
aku tahu hanyalah makhluk ini memerlukanku untuk percaya terhadap
tipuannya.Mungkin saja, aku adalah penghalang rencananya.Mungkin Amy
masih hidup di suatu tempat di luar sana,ia hidup karena kemauanku untuk
bertahan dari penipu itu.Aku berpegang pada pikiranku,bergerak maju dan
mundur di ruangan ini untuk menghabiskan waktu.Aku tidak akan
menyerah.Aku tidak akan kalah.Aku adalah...seorang pahlawan!
Dokter membaca tulisan pasien itu.Tulisannya hampir tidak
terbaca,ditulis oleh seseorang yang tidak bisa melihat. Dokter itu ingin
tersenyum melihat tekad kerasnya dalam menyelesaikan tulisannya, itu
menunjukkan semangat manusia dalam bertahan hidup,tapi ia tahu pasiennya
masih berada dalam halusinasinya sendiri
Bagaimanapun juga orang yang masih waras pasti sudah jatuh ke dalam mulihatnya sejak lama.
Dokter itu ingin tersenyum. Ia ingin membisikkan kata-kata
penyemangat kepada orang yang masih dalam halusinasinya sendiri itu.Ia
ingin berteriak, namun kain yang membungkus kepalanya membuat ia tidak
dapat melakukannya.Badannya berjalan ke dalam sebuah ruangan seperti
boneka,dan ia memberitahukan pasiennya sekali lagi,bahwa ia salah dan
tidak ada yang berusaha menipunya.
source : creepypasta.com
credit to : www.bacabaci.com