CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Tuesday, 27 August 2013

Strange News



Lima hari yang lalu, aku pulang ke rumah setelah seharian bekerja dna duduk di depan TV. Aku sangat kelelahan sehingga aku tertidur. Kemudian aku terbangun, saat itu sekitar jam 2.30 pagi.

Televisi masih menyala, tetapi layarnya hanya menampilkan test pattern dan suara melengking yang menyebalkan. Aku baru saja akan mematikan TV dan pergi ke kamar ketika sesuatu yang sangat aneh terjadi.

Tiba-tiba, warna-warna itu berubah dan layarnya mulai dibersemut (you know what I mean). Kemudian layar mulai menampilkan gambar. Lambat laun gambar di TV semakin jelas dan aku menyadari ada berita tentang kecelakaan kereta.

Di ujung layar terdapat tulisan , “NNN News Broadcast.” Aku tidak pernah mendengarnya dan aku bertanya-tanya apa yang terjadi. Daftar panjang nama-nama bergulir di layar sementara music suram dimainkan. Suara rendah dan monoton membacakan satu persatu nama-nama tersebut.

Kemudian, sepertinya aku mendengar namaku disebut. Aku merinding.

Hal ini terjadi setidaknya 5 menit atau lebih. Kemudian akhirnya suara itu mengumumkan: “Ini adalah nama korban esok hari… selamat malam.”

Music berhenti bermain, gambarnya berubah menjadi static dan aku duduk di sofa sambil memikirkan apa yang barusan terjadi.

Malam itu, aku tidak bisa tidur. Semalaman aku bergiling di kasurku, memikirkan berita aneh tersebut. Ketika pagi hari, aku menelepon bossku dan bilang padanya bahwa aku sakit dan tidak bisa datang ke kantor.

Tak berapa lama, kereta yang biasa aku tumpangi untuk pergi bekerja keluar dari lintasan. Aku melihat berita di TV. Hampir 60 orang tewas dalam kecelakaan itu.

Sejak saat itu, aku terlalu takut untuk pergi keluar rumah dan aku tidak berani menonton TV pada malam hari.

Retold and translated by : Sella Chang

Source : scaryforkids.com

Monday, 26 August 2013

Restless Leg Syndrome




Kakekku menderita restless leg syndrome (sindrom kaki gelisah à WTF?!). Paling tidak itulah yang ia bilang padaku selama beberapa tahun ini. Ia jarang tidur nyenyak malam hari. Kakinya sakit sekali dan ia terus bangun dan berjalan-jalan untuk mengatasi rasa sakitnya.

Nenekku bilang, kondisi kakekku sudah begini sejak ia kembali dari perang. Pada hari ia kembali, nenekku menjemputnya di stasiun. Kakekku berjalan pincang saat turun dari kereta dan terjatuh ke pelukan nenekku. Nenekku bilang, kakekku selalu menolak untuk menggunakan tongkat, bagaimanapun sulitnya ia berjalan.

Pada suatu malam gelap dan hujan, kakek tertatih-tatih turun ke koridor, menuju kamarnya. Aku berjalan di belakangnya untuk menjaganya agar ia tidak jatuh. Tiba-tiba, ada petir. Saat itulah aku pertama kali melihatnya. Sepertinya aku melihat sesosok bayangan yang bercokol di kaki kakekku.

“Apa itu?” tanyaku waspada.

Ketika ia sampai ke kamarnya dan menyalakan lampu, aku tidak melihat apa-apa disana.

“Apa yang ada di kaki kakek?” tanyaku lagi. “Sepertinya aku melihat sesuatu… Cuma beberapa detik…. Sesuatu yang aneh… itu apa?”

“Sepertinya sudah waktunya aku memberitahumu,” kata kakekku sambil berbaring di ranjangnya. “Ini bukan Restless leg syndrome. Hal ini terjadi selama perang. Pada tahun 1942, aku ditempatkan di New Guinea (papua nugini?). Aku melihat hal-hal mengerikan… hal-hal yang buruk sekali… hal-hal yang dapat membuatmu mual. Hampir semua orang yang ikut perang mencoba melupakannya… Kau harus mencoba membuang memori itu dari pikiranmu. Kau mencoba untuk tidak memikirkannya. Aku sudah mencoba melupakannya, tetapi tidak bisa. Bahkan hanya seharipun tidak bisa. Aku terkutuk, kau lihat … kutukan yang harus kutanggung seumur hidupku sebagai sebuah pengingat.”

“Kami mendarat di Papua Nugini, kami semua masih baru dan tidak berpengalaman. Kami tidak tahu apa yang akan terjadi. Kami membangun kemah di selatan pulau dan orang-orang lokal, orang-orang Papua, membantu kami mengurusi perbekalan. Ada seorang anak kecil yang sering bermain di kemah kami. Ia mungkin berumur 5 atau 6 tahun. Aku bahkan tidak ingat namanya.”

“Bahasa inggris yang ia tahu hanya Yes dan No. sepertinya ia kagum dengan para prajurit dan seragamnya. Ia akan berlari untuk mengajak para prajurit untuk bermain dengannya. Dengan adanya tentara Jepang di tanah Papua, hal itu sangat berbahaya baginya, sehingga kami selalu menakutinya. Tidak peduli apapun yang kami lakukan, anak kecil itu selalu kembali lagi.”

“Suatu hari, tentara Jepang menyerang kami. Kami kalah jumlah dan mereka sudah dekat dengan posisi kami. Aku bangun karena suara teriakan dan jeritan diluar tendaku. Pada saat itu kacau sekali. Suara tembakan terdengar dimana-mana. Saat itu terjadi pertempuran jarak dekat. Aku ketakutan. Aku bangun dari barakku, mengambil senjata dan bergegas keluar untuk bertempur.”

“Di kegelapan, aku merasakan ada sesuatu yang melilit di kakiku. Aku tidak tahu itu apa. Yang kutahu hanyalah aku harus berada di posisiku secepatnya. Teman-temanku membutuhkanku. Apapun itu, ia terus berpegangan pada kakiku. Aku hampir tidak bisa menggerakkan kakiku. Saat itu gelap gulita dan aku sangat ingin melepaskan genggamannya. Aku memukulkan bagian belakang senapanku ke bawah untuk melepaskan genggamannya.”

“Tiba-tiba, ada kilat dan menyinari tenda sekejap. Aku melihat kebawah dan aku melihat matanya ketakutan melihat ke arahku. Wajahku pucat. Aku telah memukul kepalanya. Karena ketakutan, anak Papua kecil itu berlari ke tendaku dan memeluk kakiku. Aku melihat matanya perlahan berputar ke belakan ketika ia menghembuskan napas terakhirnya… tetapi ia tidak melepaskannya. Ia tidak pernah melepaskannya… ia tidak akan melepaskannya….”

Retold and translated by : Sella Chang

Source : scaryforkids.com

Tuesday, 20 August 2013

Cabin in the Campsite

Aku pergi berkemah pada akhir minggu dengan kelima temanku dan tempat kemah yang kami tempati memiliki kabin yang disewakan. Setiap kabin dapat menampung 6 orang. Disana terdapat 6 kabin dan semuanya berbaris sejajar. Kabin yang kami sewa adalah  kabin 6 dan kabin kami berada paling ujung barisan tersebut. 

Pada malam hari, aku kebelet pipis, jadi aku keluar kabin dan pergi ke kamar mandi. Ketika aku kembali, aku membuka pintu kabin kami dan aku kaget melihat hanya ada satu kasur yang terisi. “Kemana teman-temanku yang lain,” pikirku. “dan dimana tas-tas kami?” kabin tersebut kosong kecuali satu kasur itu.
Aku keluar lagi untuk memastikan bahwa aku berada di kabin yang benar, tetapi ketika aku melihat nomor di pintunya, disana tertulis “Kabin 7”

Aku tertawa karena kesalahanku, aku kembali ke kabin 6. Di dalamnya aku melihat teman-temanku tidur. Aku naik ke tempat tidur dengan perlahan agar tidak membangunkan teman-temanku, dan ketika aku hampir tertidur aku teringat sesuatu. Hanya ada 6 kabin. Aku berlari keluar. Kabin kami adalah kabin terakhir di barisan ini. Kabin 7 dan siapapun yang ada di dalamnya menghilang tanpa jejak.

Old Gymnasium

Sebuah sekolah mempunyai ruang olahraga tua, dimana pada saat sore hari, para siswa sering melaporkan bahwa mereka melihat satu tangan melambai dari jendela. Seorang siswa melihat tangan ini melambai kepadanya kemudian ia mendekat ke gedung olahraga itu. Siswa tersebut kemudian menghilang dan keesokkan harinya ada dua tangan yang melambai dari jendela ruang olahraga tersebut.

retold and translated by : Sella Chang
source : scaryforkids.com

Severed Head



Di Jepang, ada seorang pria yang mengalami depresi hebat dan ingin bunuh diri. Ia sudah putus asa, kemudian ia pergi ke stasiun kereta dan menunggu kereta datang.  Tepat sebelum kereta menepi ke stasiun, ia melompat ke peron, seketika semua orang disana melihatnya dengan ngeri.

Kereta menabraknya, tubuhnya terpotong menjadi potongan kecil. Benar-benar kematian yang buruk dan mengerikan. Orang-orang yang berdiri di peron menutup mata mereka, tidak ingin menyaksikan pemandangan mengerikan itu. Potongan dari tubuh pria itu berceceran kemana-mana. Kepalanya yang terputus terlempar ke udara dan jatuh di peron kereta.


Para penumpang kereta membuka matanya dan melihat kepalanya yang terputus tergeletak di sana. Mereka memandangi kepala tersebut dengan ngeri. Tiba-tiba mata kepala terputus itu terbuka. Bibirnya bergerak dan berteriak, “Ini bukan pertunjukkan!”

retold and translated by : Sella Chang
source : scaryforkids.com

Modelling Contest

Beberapa tahun yang lalu, aku mendapat sebuah surat. Isi surat itu menyatakan bahwa aku memenangkan kesempatan untuk maju ke lomba modeling. Ketika aku bilang kepada ibuku, ia bilang aku tidak boleh pergi. Aku bertanya kenapa dan ia menceritakan cerita tentang seorang gadis yang ingin pergi ke kontes modeling. Orang tuanya tidak mengijinkannya pergi, tetapi ia tetap pergi dan tidak pernah kembali. Orang tuanya melaporkan hilangnya putri mereka ke polisi dan orang-orangpun mencarinya, tetapi mereka tetap tidak bisa menemukannya. Kemudian seminggu kemudian, sebuah boks datang ke rumah mereka lewat pos. di dalamnya berisi kepala gadis tersebut yang dibungkus tas plastic.

retold and translated by : Sella Chang
source : scaryforkids.com

Friday, 9 August 2013

Psychosis

Minggu
Aku tidak tahu kenapa aku menulis hal ini di atas kertas dan bukan di komputerku. Aku rasa aku baru saja menyadari beberapa hal yang aneh. Bukannya aku tidak percaya dengan komputerku...Aku hanya...perlu berpikir.Aku perlu menulisnya di suatu tempat yang tertutup, suatu tempat dimana tulisanku tidak bisa dihapus atau...dirubah...jangan sampai itu terjadi. Ini hanya...semuanya kabur di sini,dan pikiranku mulai memunculkan hal-hal yang aneh...

Aku mulai merasakan kejang-kejang di apartemen yang kecil ini. Mungkin itulah masalahnya. Aku hanya perlu pergi dari sini dan membeli apartemen yang paling murah. Cuma ada satu ruang bawah tanah di sini . Kurangnya jendela di bawah sini membuat pagi dan malam berputar dengan cepat. Aku belum keluar dari sini selama beberapa hari karena aku masih harus mengerjakan proyek programmingku dengan intensif. Aku kira aku hanya ingin menyelesaikannya secepat mungkin. Berjam-jam duduk dan menatap monitor bisa membuat semua orang merasa aneh, aku tahu itu, tapi aku pikir itu bukanlah penyebabnya.

Aku tidak ingat kapan aku pertama kali merasakan sesuatu yang aneh. Aku bahkan tidak bisa mendefinisikannya. Mungkin itu karena aku belum berbicara dengan orang lain dalam waktu yang lama. Itulah hal pertama yang masuk ke benakku. Semua orang yang biasanya chatting online denganku ketika aku lagi memprogram sedang idle atau mereka masih belum online. Pesan instanku tidak mereka jawab. E-mail terakhir yang kuterima adalah dari temanku,ia bilang dia akan berbicara denganku ketika dia kembali dari belanja, dan itu adalah kemarin. Kutelpon dia dengan ponselku, tapi sinyal handphone di bawah sini sangat jelek. Yeah, itu dia. Aku hanya perlu menelpon seseorang. Aku akan melakukannya di luar.

Yah, itu tidak berhasil. Ketika ketakutanku lenyap, aku merasa sedikit konyol karena ketakutanku sebelumnya. Kulihat pantulanku di cermin sebelum aku keluar, tetapi aku tidak mencukur janggutku yang baru tumbuh selama dua hari. Karena kupikir aku cuma keluar untuk menelpon sebentar. Meskipun begitu aku tetap mengganti kemejaku, karena ini sudah jam makan siang, dan seharusnya aku akan berpapasan dengan paling sedikit satu orang yang kukenal. Tidak ada seorangpun yang kukenal berpapasan denganku, walau aku berharap aku menemui seseorang yang kukenal.

Saat aku keluar, kubuka pintu apartemenku yang kecil ini dengan perlahan-lahan. Entah bagaimana caranya perasaan takut mulai memasuki tubuhku. Aku menutupi ketakutanku dengan cara tidak berbicara bersama orang lain kecuali diriku sendiri. Kuintip sebuah lorong abu-abu yang kotor, Tambah lagi ini adalah lorong ruang bawah tanah , pastilah lebih kotor lagi. Pada salah satu ujungnya, ada sebuah pintu besar yang terbuat dari logam yang mengarah ke ruang perapian apartemen ini. Pintunya pasti terkunci. Dua mesin soda berdiri di dekatnya. Aku pernah membeli soda ini ketika aku pertama kali pindah ke sini, tapi ternyata soda yang kubeli sudah dua tahun kadaluwarsa. Aku yakin tidak ada yang tahu tentang keberadaan mesin-mesin ini atau mungkin pemilik apartemen ini sudah tidak mau menyetok ulang minuman di mesin-mesin itu.

Saya menutup pintuku dengan pelan, dan berjalan ke arah yang lain, aku berusaha untuk tidak membuat suara. aku tidak tahu kenapa aku melakukan itu, tapi cukup menyenangkan untuk tidak mengganggu suara dengungan mesin-mesin soda itu, walau hanya sementara . Aku berjalan menuju tangga, dan menaikinya menuju pintu utama apartemen. Di sana aku melihat keluar melalui sebuah jendela kecil bebentuk kotak di pintu depan bangunan ini, dan aku terkejut , ini masih belum jam makan siang. Kegelapan kota menyelimuti semua jalan yang ada di luar, dan lampu lalu lintas di persimpangan jalan mengejapkan warna kuning. Awan-awan redup berwarna ungu dan hitam akibat cahaya kota. Tidak ada yang bergerak, kecuali pohon-bohon yang bergoyang di samping trotoar karena derasnya angin. Pada saat itu aku menggigil, meskipun aku tidak kedinginan. Mungkin itu angin dari luar. Aku dapat mendengarnya walaupun samar-samar.

Aku memutuskan untuk tidak keluar.

Aku mengangkat ponselku melewati jendela di pintu itu untuk mengecek sinyal, bar sinyal memenuhi ponselku, dan aku tersenyum. Saatnya mendengarkan suara orang lain, pikirku lega. Ini adalah hal yang aneh, aku merasa tidak takut dengan apapun. Aku menggelengkan kepalaku sambil tertawa kecil. Kutelpon sahabat baikku Amy, kemudian ponsel kutaruh di telingaku. Ponselku berdering sekali...kemudian berhenti. Tidak ada yang terjadi. Aku mendengar keheningan sekitar dua puluh detik, kemudian kututup. Aku mengerutkan kening dan melihat sinyal ponselku lagi-masih penuh. Aku menelponnya lagi, tapi kemudian teleponku berdering di tanganku, mengejutkanku. Aku meletakkannya di telingaku.

"Halo?" tanyaku, aku berusaha menahan rasa syokku ketika mendengar suara orang lain untuk pertama kalinya selama beberapa hari ini, meskipun yang kudengar masih suaraku sendiri. Aku sudah mulai terbiasa dengan suara-suara dengungan dari apartemenku, komputerku, dan mesin soda. Awalnya dia tidak merespons sapaanku,tapi akhirnya,sebuah suara datang.

"Hei," kata seorang lelaki dengan jelas , ia pasti seumuran denganku. "Siapa ini?"

"John" jawabku kebingungan.

"Oh,maaf,salah nomor" jawabnya,lalu menutup telpon."

Aku menurunkan ponselku perlahan-lahan dan bersandar di tembok bawah tangga. Ini aneh. Kulihat daftar panggilan yang kuterima, tapi nomornya tidak aku kenal. Sebelum aku memikirkannya lebih lanjut, ponselku berdering dengan kencang, mengejutkanku lagi. Kali ini, aku melihat dulu nomor pemanggilnya sebelum kujawab. Nomor yang tidak kukenal lagi. Kali ini, kutaruh ponselku di samping telingaku, tetapi aku tidak mengatakan apa-apa. Aku mendengar latar belakang suara yang menelponku .Kemudian suara yang kukenal mulai memacu keteganganku.

"John?" satu kata yang diucapkannya dalam suara Amy.

Aku bernapas lega.

"hei,ini pasti Amy" jawabku

"Siapa lagi kalau bukanku?" responnya."Oh,nomornya.Aku masih ada di sebuah pesta di Seventh Steet,dan ponselku habis baterai ketika kamu menelponku.Yang kupakai sekarang adalah ponsel orang lain."

"Oh,ok," jawabku

"Di mana kamu?" tanyanya

Mataku menoleh ke sebuah mesin putih yang membosankan di dinding dan sebuah pintu baja yang besar dengan jendela-jendela kecilnya.

"Di apartemenku" kataku sambil menghela napas."Aku hanya merasa terkurung.Aku tidak menyadari hari sudah sangat malam."

"Kamu harus datang ke sini," katanya sambil tertawa.

"Tidak usah, aku tidak ingin pergi ke tempat aneh itu sendirian di tengah malam," kataku, sambil melihat keluar jendela dengan sedikit angin yang diam-diam menakutiku walau hanya sedikit. "Aku pikir sebaiknya aku melanjutkan pekerjaanku dan pergi tidur."

"Omong kosong!" jawabnya."Aku bisa menjemputmu!Apartemenmu dekat dengan Seventh Street,betul tidak?"

"Kamu mabuk ya?" Aku bertanya dengan ringan."Kamu tahu dimana aku tinggal."

"Oh,tentu saja," jawabnya dengan cepat. "Aku kira aku tidak bisa ke sana dengan jalan kaki,hah?"

"Kamu bisa jika kamu ingin membuang setengah jam waktumu," kataku.

"Baiklah kalau begitu," katanya."Ok,aku harus pergi,semoga pekerjaanmu lancar!"

Aku menurunkan ponselku sekali lagi, sambil melihat sekilas nomornya ketika panggilan telah berakhir. Kemudian suara dengungan itu tiba-tiba memasuki telingaku. Dua panggilan telpon dan jalanan yang menakutkan telah berhasil mendatangkan perasaan kesepianku di bawah tangga yang kosong ini.Mungkin gara-gara kebanyakan menonton film horror, aku berpikir bahwa bisa saja ada suatu makhluk yang menakutkan melihatku dari belakang jendela,mungkin makhluk mengerikan yang melayang- layang memutari kesepianku, mendatangi manusia-manusia yang kesepian. Aku tahu ketakutan ini tidak masuk akal, tapi tidak ada orang lain di sekitarku...jadi aku turun kebawah, berlari menyusuri lorong menuju kamarku, dan kututup pintuku secepat mungkin ketika suasana masih hening. Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku merasa konyol dengan ketakutanku terhadap sesuatu yang tidak ada, kemudian ketakutanku hilang lagi. Menuliskan hal ini sangat membantuku - tulisanku menyadarkanku bahwa tidak ada yang salah denganku. Tulisanku juga membantu mengurangi kebingungan dan ketakutanku,walaupun masih banyak hal yang belum bisa kumengerti.Ini sudah malam, hari ini aku mendapat telpon dari nomor yang tidak kukenal, dan baterai ponsel
Amy habis,jadi ia menelponku dengan nomor yang berbeda.Aku rasa tidak ada hal aneh terjadi hari ini.

Tetap saja, ada sesuatu yang ganjil dari percakapanku dengan Amy. Aku tahu itu bisa saja pengaruh alkohol yang dimilikinya...atau memang ada sesuatu yang aneh? Apakah mungkin itu...ya,pasti itu! Aku tidak menyadarinya sampai sekarang, langsung kutuliskan hal ini. Aku tahu menulis akan membantu. Dia bilang dia ada di sebuah pesta, tapi aku aku tidak mendengar apa-apa di belakang suaranya! Tentu saja,itu bukanlah hal yang istimewa, karena bisa saja dia keluar ketika menelponku. Tidak, tidak mungkin seperti itu. Aku tidak mendengar suara angin!Aku perlu melihat apakah anginnya masih bertiup!


Senin
Aku lupa untuk menyelesaikan tulisanku tadi malam.Aku tidak yakin tentang apa yang akan kulihat hari ini.Aku merasa konyol.Ketakutanku tadi malam terasa kabur dan tidak masuk akal untukku.Aku tidak sabaran lagi untuk keluar dan melihat sinar matahari.Aku akan mengecek email,mencukur janggutku,mandi,dan akhirnya pergi dari sini! Tunggu...Aku pikir aku mendengar sesuatu.

Ternyata itu adalah suara guntur. Seluruh sinar matahari dan udara yang segar itu ternyata tidak nyata. Aku pergi atas dengan menaiki tangga, hanya untuk merasakan kekecewaan .Jendela kecil di pintu hanya memperlihatkan air yang mengalir seiring hujan mengguyurnya. Hanya ada cahaya yang redup dan suram yang tersaring melalui hujan, tapi setidaknya aku tahu sekarang masih siang, meskipun hari ini adalah hari yang kelabu dan memilukan. Aku mencoba melihat keluar jendela dan menunggu petir untuk menerangi kegelapan ini, tapi hujan sangatlah deras sehingga aku tak bisa melihat apa-apa kecuali gelombang-gelombang air yang samar-samar mengalir membasahi jendela. Karena kecewa aku berbalik, tetapi aku tidak mau kembali ke kamarku.Aku malah berjalan menaiki tangga,melewati lantai satu dan lantai dua.
Tangga-tangga itu berhenti di lantai tiga, lantai tiga adalah lantai yang paling tinggi di apartemen ini. Aku melihati kaca yang berada di dinding dekat tangga, bentuknya sedikit bengkok,dengan tekstur yang agak tebal.Kulihat keluar melalui kaca itu namun tidak ada yang bisa dilihat selain hujan.

Aku buka pintu tangga itu dan berjalan menyusuri lorong. Ada sepuluh atau lebih pintu kayu tua yang tebal bercat biru, Semuanya ditutup. Aku memperhatikan suara di sekitarku ketika aku berjalan, tetapi sekarang masih siang, jadi aku tidak terkejut kalau aku tidak mendengar suara apapun kecuali suara hujan di luar. Ketika aku berdiri di lorong yang redup itu sambil mendengarkan hujan, terlintas pikiran yang aneh di otakku memberitahuku pintu-pintu yang berdiri di sini adalah pintu granit yang dibuat oleh peradaban kuno untuk tujuan yang tidak kuketahui.Petir terus menyambar , dan aku dapat bersumpah pintu tua berwarna biru itu terlihat seperti bebatuan yang kasar. Aku tertawa pada diriku sendiri karena imajinasiku selalu berhasil menguasaiku, tapi kemudian aku sadar jika ada cahaya yang redup dan suara petir pastilah ada jendela di lorong. Ingatanku mulai muncul samar-samar, tiba-tiba aku ingat bahwa ada sebuah jendela di satu ruangan kecil pada lorong lantai tiga.

Aku menjadi bersemangat untuk melihat hujan diluar dan mungkin aku akan melihat manusia lainnya melalui jendela itu, aku bejalan dengan cepat menuju ruangan kecil itu, kutemukan sebuah jendela kaca yang cukup tipis. Hujan membasahinya sama seperti jendela di pintu depan,namun jendela ini bisa kubuka. Aku mengulurkan tanganku untuk membukanya, tapi dengan perasaan ragu. Aku punya perasaan aneh bahwa jika aku membuka jendela itu, aku akan melihat sesuatu yang benar-benar mengerikan di luar. Semuanya tampak begitu aneh akhir-akhir ini...aku mendapatkan rencana, aku akan kembali ke sini untuk mengambil alat yang aku butuhkan untuk rencanaku.Aku tidak serius tentang segala hal mengerikan yang akan kulihat jika aku membukanya, tapi aku bosan, sekarang masih hujan, dan aku pikir aku akan menjadi gila. Aku kembali untuk mengambil webcam ku. Kabelnya tidak cukup panjang untuk mencapai lantai tiga bagaimanapun caranya, aku akan menyembunyikannya di atara dua mesin soda yang berada di ujung lorong bawah, kabel webcamku memanjang dari bawah pintuku,dan kutempelkan dengan lakban sepanjang dinding lorong. Aku tahu ini konyol, tapi aku tidak punya hal lain yang lebih penting untuk kukerjakan...

Yah, tidak ada yang terjadi. Aku bersandar di dekat tangga lorong, menyemangati diriku sendiri, kemudian kubuka pintu depan dengan keras dan berlari secepat mungkin ke kamarku dan kubanting pintunya. Kulihat webcam di atas komputerku dengan sungguh-sungguh, sambil memandangi lorong di luar pintuku dan tangga-tangga yang terlihat. Aku melihati webcamku sekarang, dan aku tidak melihat ada sesuatu yang menarik. Posisi kameraku kurang bagus sehingga aku tidak dapat melihat pintu depanku melalui webcamku.Jika saja posisinya berbeda,aku sangat ingin melihat bagian pintu depan bangunan ini.Hei!Ada yang online!

aku mengeluarkan webcam lamaku, fungsinya lebih sedikit dari yang kupakai sekarang.Kemudian aku ambil webcam itu dari lemariku agar aku bisa video chat dengan temanku yang online. Aku tidak bisa menjelaskan kepadanya kenapa aku ingin video chat bersamanya, mungkin karena terasa enak ketika aku melihat wajah orang lain. Dia tak punya waktu yang lama untuk berbicara denganku, dan kami tidak berbicara satu halpun yang berarti, tapi aku merasa jauh lebih baik. Ketakutan anehku hampir hilang. Aku hampir merasakan baik sepenuhnya, tetapi ada sesuatu yang...aneh...mengenai pembicaraan kami. Aku tahu aku mengatakan semuanya tampak aneh,namun...tetap saja, responnya sangat tidak jelas.Aku tidak bisa mengingat satupun hal yang ia katakan...tidak ada nama,tempat,atau peristiwa yang istimewa bagiku...tapi ia meminta emailku agar bisa tetap berhubungan denganku. Tunggu,Aku baru saja mendapatkan email.

Sebentar lagi aku akan keluar. Aku baru saja mendapat email dari Amy ,ia memintaku untuk menemuinya pada saat makan siang "di tempat yang biasanya" Aku memang menyukai pizza, dan beberapa hari ini yang aku hanya makan makanan yang ada di kulkasku, karena itulah aku jadi tidak sabar. Lagi-lagi, aku merasa aneh mengenai beberapa hari yang aku alami ini. Aku harus memusnahkan jurnal ini ketika aku kembali.Oh,email lagi.

Ya ampun. Aku hampir lupa membaca email itu sebelum kubuka pintunya. Aku hampir membuka pintu. Aku hampir membuka pintu, tapi aku baca email itu dulu! Ternyata email itu berasal dari temanku yang sudah lama tidak kudengar, dan email itu dikirim kepada semua orang yang sudah ia simpan di daftar alamat emailnya. Tidak ada subjek, dan didalamnya tertulis:

"Lihatlah dengan mata kepalamu sendiri jangan percaya dengan mereka mereka"

Apa maksudnya? Kata-kata itu mengejutkan saya, dan aku terus memikirkannya berulang-ulang. Apakah ini hanyalah email iseng atau...ada sesuatu yang terjadi? Kata-kata di email itu sangat jelas terpotong sebelum kalimatnya selesai! Biasanya aku sudah menghapus email-email seperti ini dan mengganggapnya virus komputer,tetapi yang ini...lihatlah dengan mata kepalamu sendiri! Aku terus membaca jurnal ini dan memikirkan beberapa hari terakhir ini dan aku sadar aku belum melihat orang lain dengan mataku sendiri atau berbicara langsung dengan orang lain. Percakapan webcam dengan temanku sangatlah aneh, begitu samar, begitu...menakutkan, setelah kupikir-pikir. apakah percakapanku tadi menakutkan? Atau ketakutan telah menyelimuti pikiranku? Pikiranku mulai bermain-main dengan kejadian yang kutulis di sini.
Nomor-nomor yang tidak kukenal menelponku ,percakapan telponku dengan Amy, seorang teman yang meminta alamat emailku...semuanya aneh.Aku langsung mengirimkan pesan kepadanya ketika aku melihatnya online! Dan aku mendapat email balasannya beberapa menit setelah percakapan itu! Ya ampun! Percakapan telponku dengan Amy! Aku mengatakannya di telpon-Aku mengatakan bahwa Amy perlu waktu setengah jam berjalan kaki dari Seventh Street menuju apartemenku!Mereka tahu apartemenku dekat dengan mereka!Bagaimana jika mereka berusaha mencariku?Kenapa aku belum melihat dan mendengar siapapun selama berhari-hari?

Tidak,tidak,ini gila.Ini benar-benar gla.Aku perlu lebih tenang.Kegilaan ini harus berhenti.

Aku tidak tahu apa yang harus kupikirkan. Aku berlarian dengan marah di apartemenku ,sambil memegangi ponselku ke setiap sudut untuk melihat apakah aku bisa mendapatkan sinyal melalui dinding-dinding yang tebal ini. Akhirnya, di kamar mandi yang kecil,di dekat sudut plafon, aku mendapatkan satu bar sinyal. Kupegang ponselku, Kukirim SMS ke semua orang ada di daftar nomorku.Bukannya aku bermaksud mengkhianati ketakutanku, Isi SMSku;

Apakah kamu bertemu dengan orang lain akhir-akhir ini?

Pada saat itu, aku hanya ingin ada orang yang membalas SMSku. Aku tidak peduli apapun balasannya, atau SMSku hanya akan membuat malu diriku sendiri. Kucoba untuk menelpon orang lain beberapa kali, tapi aku tak bisa menaikkan kepalaku lebih tinggi lagi ,dan jika ponselku kebawah sedikit bahkan hanya satu inci,sinyalnya akan hilang. Kemudian aku teringat dengan komputer, dan bergegas memakainya, kukirim pesan ke semua orang yang online. Sebagian besar sedang tidak memakai komputer mereka. Tidak ada yang menjawab pesanku. Pesan-pesanku menjadi lebih panik, dan aku mulai memberitahu orang-orang di mana aku tinggal dan menyuruh mereka datang ke tempatku.Pada saat itu aku tidak mempedulikan apapun.Aku hanya perlu melihat orang lain!

Aku mengacak-acak apartemenku untuk mencari sesuatu yang mungkin aku lewatkan, aku mencari suatu cara untuk menghubungi manusia lain tanpa harus membuka pintu. Aku tahu ini gila, aku tahu hal ini masih belum ditemukan, tetapi bagaimana jika sudah ditemukan? BAGAIMANA JIKA SUDAH? Aku hanya perlu untuk memastikannya! Kutaruh ponselku di plafon kamar mandiku jika ada suatu hal yang terjadi.


Selasa
SUARA PONSELKU BERDERING! Kelelahan dari amukanku tadi malam pasti membuatku tertidur. Aku bangun untuk mengangkat ponsel, dan berlari ke kamar mandi, aku berdiri di toilet, dan mengambil ponsel di plafonku. Telpon dari Amy, aku merasa jauh lebih baik ketika mendengar suaranya. Dia benar-benar khawatir denganku, rupanya ia telah berusaha untuk menelponku sejak terakhir kali aku berbicara dengannya. Sekarang ia sedang menuju ke sini, tetapi dugaanku salah, dia sudah tahu di mana aku tinggal tanpa kuberitahu. Aku merasa sangat malu. Aku pasti akan membuang jurnal ini sebelum ada orang lain yang membacanya. Aku bahkan tidak tahu kenapa aku menulis ini sekarang. Mungkin karena hanya inilah komunikasi yang aku punya sejak...hanya Tuhan yang tahu sejak kapan.Aku terlihat sangat kacau.Aku melihat cermin sebelum aku kembali.Mataku cekung,janggutku lebih tebal, dan tubuhku terlihat tidak sehat.
Apartemenku sudah kotor sekali, tapi aku tidak akan membersihkannya. Aku rasa orang lain perlu melihat apa yang sudah kulalui. Beberapa hari ini TIDAK biasa. Bukannya aku mengada-ada. Tapi aku tahu aku telah menjadi korban dari sesuatu yang ekstrim. Mungkin beberapa kali aku merasa rindu melihat orang lain. Mungkin aku hanya kebetulan keluar pada saat semua orang sudah tidak ada. Semuanya baik-baik saja, aku mengetahui ini sekarang. Tambah lagi aku menemukan sesuatu dari lemariku kemarin malam yang sangat membantuku: sebuah televisi! Aku mengaturnya tepat sebelum aku menulis ini, dan televisinya masih bernyalaan di belakang. Televisi selalu menjadi pelarian untukku, dan televisi mengingatkan saya bahwa masih ada kehidupan lain dibalik tembok-tembok kotor ini.

Aku bersyukur karena Amy lah satu-satunya yang menanggapiku setelah malam tadi aku mengganggu semua orang yang bisa aku hubungi dengan panik.Dia adalah sahabat baikku selama bertahun-tahun. Mungkin dia tidak mengetahuinya, tapi aku menganggap hari dimana aku mengenalnya adalah salah satu momen paling bahagia dalam hidupku. Aku teringat di satu musim panas yang menyenangkan. Sangat berbeda dengan suasana sekarang yang gelap,hujan,dan sepi.Aku merasa ingin menghabiskan waktu duduk di taman bermain itu,walaupun aku sudah terlalu tua,hanya berbicara dengannya dan duduk disana seharian. Kadang-kadang aku merasa aku masih bisa kembali ke saat itu,dan semua ini hanya akan membuatku teringat dengan tempat sialan ini...akhirnya, suara ketokan dari pintu!

Aku pikir ini aneh karena aku tidak bisa melihatnya melalui kamera yang aku sembunyikan di antara mesin-mesin soda. Aku pikir mungkin karena posisi kameranya yang tidak pas, seperti ketika aku tak bisa melihat pintu depan. Aku seharusnya tahu!. Setelah ketukan, aku berteriak melalui pintu dan bercanda bahwa aku menyembunyikan kamera di antara mesin-mesin soda. Setelah aku melakukan itu,Aku melihat ia berjalan ke arah kamera dan memandangnya.Ia tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Hei!" katanya ke kamera dengan wajah yang semangat dan masam.

"Ini aneh,aku tahu itu," kataku melalui mikrofon di komputerku."Beberapa hari ini aneh bagiku."

"Itu sudah pasti" jawabnya."Buka pintunya,John."

Aku meragukannya.Bagaimana aku bisa yakin?

"Hei, buatlah aku tersenyum," kataku kepadanya melalui mikrofon."Beritahu satu hal yang berhubungan dengan kita.Buktikan kepadaku kalau itu memanglah kamu."

Dia melihat kamera dengan wajah kebingungan.

"Um,baiklah," katanya dengan pelan sambil berpikir." Kita bertemu tidak sengaja di taman bermain karena kita terlalu tua untuk berada di sana?"

Aku menghela napas ketika realitas kembali padaku dan ketakutanku pergi.Tuhan,Aku sangat konyol.Sudah pasti dia adalah Amy! Hari itu tidak akan ada dimanapun kecuali dalam ingatanku.Aku tidak pernah memberitahukannya pada siapapun,bukan karena malu, tetapi aku hanya ingin menyimpan rahasia ini sendiri dan berharap hari-hari seperti itu akan kembali.Jika mereka tidak memaksa dan menipuku, seperti yang aku takutkan, tidak mungkin mereka bisa tahu mengenai hari itu.

"Haha,baiklah,aku akan menjelaskan semuanya" kataku kepadanya."Tunggu sebentar."

Aku berlari ke kamar mandiku dan membenarkan rambutku sebaik mungkin.Aku terlihat sangat kacau,tetapi ia pasti paham.Aku terkekeh karena tingkah lakuku sendiri dan kekacauan yang aku buat di tempat ini, aku berjalan ke depan pintu. Aku meletakkan tanganku pada pegangan pintu dan mulai memperlihatkan kekacauanku. Sangat konyol, pikirku. Mataku tertuju kepada sisa makanan yang tergeletak di tanah, tong sampah yang penuh, dan tempat tidurku yang kunaikkan ke sisi dinding untuk...hanya Tuhan yang tahu. Aku hampir menuju ke pintu dan membukanya,tetapi mataku melihat satu hal lagi:webcam lamaku yang aku pakai untuk video chat dengan temanku.

Bulatan hitam di webcamku terbaring di sisinya ,lensanya menuju meja di mana jurnal ini ditulis.Teror yang luar biasa merasuk tubuhku ketika aku sadar jika seseorang bisa saja melihatku dari kamera itu,bisa saja ia melihat apa yang aku tulis tentang hari itu, aku bertanya lagi kepadanya tentang satu hal lagi yang berhubungan dengan kita,dan dia berkata sesuatu yang aku pikir mereka atau ia tidak mungkin tahu...tapi DIA TAHU!DIA MEMANG BENAR_BENAR TAHU!TERNYATA IA MEMANG MENONTONKU SEPANJANG WAKTU!

Aku tidak membuka pintunya. Aku berteriak. Aku berteriak tak terkendali. Kuinjak-injak webcam lamaku di lantai. Pintunya berguncang, dan pegangan pintu mulai berputar, tapi aku tidak mendengar suara Amy melalui pintu. Apakah pintu ruang bawah tanah ini memang dirancang untuk menyerap suara? Atau Amy tidak di luar? Siapa yang berusaha untuk masuk ke sini jika bukan dia? Siapa gerangan di luar sana? Aku melihatnya di komputer melalui kamera di luar, Aku mendengarnya di speaker melalui kamera yang ada di luar,tapi apakah ini nyata?!Bagaimana aku bisa tahu?!Dia sudah pergi sekarang-Aku berteriak meminta pertolongan!Aku tumpuk semua yang ada di kamar berhadapan dengan pintu depanku -


Jumat
Kalau tidak salah hari itu adalah hari Jumat. Aku merusak semua benda elektronik. Aku banting komputerku sampai hancur. Semua hal yang ada di sana bisa saja diakses dengan internet, atau kemungkinan yang lebih buruk lagi adalah data komputerku dicuri. Aku tahu semua itu bisa terjadi karena aku adalah seorang programer. Setiap informasi yang kuberi sejak semua ini dimulai-namaku,alamat emailku,tempat tinggalku-aku tidak pernah mendapat masalah sebelum kuberi informasi-informasiku.Kubaca berulang-ulang apa yang kutulis.Dari tadi aku berputar-putar di kamarku,kebingungan antara ketakutan dan kekhawatiranku yang sangat besar.Kadang-kadang aku sangat yakin para hantu di sini berusaha membuatku keluar dari sini.Dari Amy menelponku,sampai dia menyuruhku membuka pintu dan pergi keluar.Aku yakin ini adalah perbuatan mereka.

Aku terus memikirkan semuanya di kepalaku.Satu bagian otakku mengatakan kalau aku bertindak seperti orang gila,dan semua yang kualami ini hanyalah kebetulan semata - tidak pernah keluar di waktu yang tepat adalah kebetulan ,tidak pernah ketemu orang lain juga kebetulan, mendapatkan email yang isinya omong kosong jugalah kebetulan.Satu bagian otakku yang lainnya mengatakan itulah penyebabnya.Aku terus berpikir.Aku tidak pernah membuka jendela di lantai tiga.Aku tidak pernah membuka pintu depanku. Apapun yang ada di luar sana - jika ada sesuatu di luar sana - dia tidak pernah menampakkan dirinya di bangunan ini sebelum aku membuka pintu depan.Mungkin alasan kenapa ia sudah tidak ada di bangunan ini karena ia sudah pergi ke tempat lain dan mengincar orang-orang lain...kemudian ia menunggu, sampai aku mengkhianati keberadaan kusendiri dengan menelpon Amy...panggilanku tidak berhasil,sampai akhirnya ia memanggilku dan menanyakan namaku...

Teror benar-benar menguasaiku setiap kali aku berusaha menggabungkan serpihan mimpi buruk ini menjadi satu.Email yang kuterima - isinya pendek,terpotong- apakah itu berasal dari seseorang yang ingin memberitahukan sesuatu? Suara yang dengan tujuan baik mencoba memperingatkanku sebelum ia datang? Lihatlah dengan mata kepalamu sendiri,jangan percaya dengan mereka - sangat mencurigakan.bisa saja ia dapat mengendalikan semua alat elektronik, dan mencoba membuatku keluar.Kenapa ia tidak bisa masuk?Ia bisa mengetok pintu - pasti ia memiliki sosok yang padat...pintunya...gambaran tentang pintu granit diatas yang dibuat dari perabadan kuno selalu terlintar di pikiranku ketika aku memikirkan hal ini.Jika ada hantu yang mencoba membuatku keluar, mungkin ia tak bisa masuk lewat pintu.Aku terus memikirkan ulang semua buku yang pernah kubaca dan semua film yang pernah kutonton, berusaha untuk memberi penjelasan tentang hal ini.Pintu selalu menjadi fokus dari imajinasi manusia ,selalu dilihat sebagai pintu gerbang masuknya pikiran.Atau pintunya saja yang terlalu tebal?Aku tahu aku tidak dapat menerobos satupun pintu di bangunan ini,khususnya di ruang bawah tanah.Namun,pertanyaan yang sebenarnya adalah kenapa ia menginginkanku?Jika ia ingin membunuhku, ia bisa membunuhku dengan berbagai cara, termasuk hanya dengan diam saja sampai aku mati kelaparan.Bagaimana kalau ia tidak ingin membunuhku? Bagaimana jika ia mempunyai rencana yang jauh lebih mengerikan untukku? Tuhan,apa yang bisa aku lakukan untuk keluar dari mimpi buruk ini?!

Terdengar sebuah ketokan di pintu...

Aku mengatakan kepada orang-orang di luar bahwa aku hanya perlu waktu sebentar untuk berpikir dan aku akan keluar.Aku menulis semua ini untuk mengetahui apa sebenarnya yang harus kulakukan.Setidaknya kali ini aku mendengar suara mereka.Penyakit kejiwaanku-dan tepat,aku sadar bahwa aku paranoid-membuatku memikirkan semua cara yang bisa mereka lakukan untuk memalsukan suara mereka dengan alat elektronik.Bisa saja di luar tidak ada apa-apa kecuali speaker,mengeluarkan suara manusia.Apakah benar mereka membutuhkan waktu tiga hari untuk datang dan berbicara dengan saya?Amy seharusnya masih di luar,bersama dengan dua orang polisi dan seorang psikiater.Mungkin mereka memerlukan waktu tiga hari untuk mengetahui apa yang dapat mereka katakan padaku.Kata-kata psikiater itu cukup meyakinkanku,katanya semua ini hanyalah kesalahpahaman dan tidak ada makhluk apapun yang mencoba menipuku untuk membuka pintu.

Psikiater itu memiliki suara orang dewasa,tegas tetapi masih mempedulikanku. Aku menyukainya. Aku sudah tidak tahan untuk melihat seseorang dengan mata kepalaku sendiri! Dia bilang aku mempunyai penyakit mental yang bernama cyber-psychosis (Kegilaan dunia maya), dan aku hanyalah salah satu dari banyak orang yang terkena penyakit ini akibat sebuah email "yang masuk entah bagaimana" Aku bersumpah dia mengatakan "yang masuk entah bagaimana."Aku pikir maksudnya adalah email itu menyebar di seluruh wilayah tanpa alasan yang jelas,tetapi aku sangat curiga sosok itu ingin menunjukkan sesuatu.Ia memeberitahuku bahwa banyak orang lain selainku yang mendapat masalah yang sama,meskipun kami tidak pernah berkomunikasi.

Itu menjelaskan email aneh yang yang kudapat.Aku tidak mendapat email aslinya.Aku mendapatkannya dari temanku yang mungkin memiliki masalah yang sama denganku, dan ia berusaha memberitahu semua orang apa yang ia ketahui tentang perasaan takutnya.Itulah caranya penyakit ini menyebar,jelas psikiater itu.Aku sepertinya sudah menyebarkannya,dengan SMSku dan pesan onlineku ke semua orang yang aku kenal.Salah satu dari mereka mungkin sedang kebingungan.Psikiater itu memberitahuku bahwa ia tidak mau lagi "kehilangan satu orang",dia bilang orang-orang seperti saya adalah orang yang cerdas,dan disanalah letak kekurangan kita.Kita memikirkan sesuatu dengan sangat baik sampai-sampai kita memikirkannya walaupun sesuatu itu sebenarnya tidak ada.Dia berkata mudah bagiku untuk mendapat ketakutan ini di dunia kami yang begitu cepat,dunia kami yang sangat cepat berubah.

Aku harus memujinya.Itu adalah penjelasan yang hebat.Kata-katanya dengan rapi menjelaskan semuanya,kenyataannya aku sudah mempunyai semua alasan untuk membuang ketakutanku dari makhluk yang ingin menangkapku,berpikir untuk tinggal disini sampai aku mati kelaparan hanya untuk membuat makhluk itu kesal dan mengincar orang lain.Sangatlah bodoh untuk berpikir seperti itu setelah mendengar penjelasannya,atau mungkin saja aku adalah orang terakhir yang hidup di dunia yang kosong,bersembunyi di ruangan bawah tanah, tidak mau keluar karena aku tidak mau ditangkap oleh sebuah makhluk yang tidak nyata.Inilah penjelasan paling sempurna dari semua yang aku lihat dan aku dengar,sekarang aku sudah bisa melepaskan semua ketakutanku dan membuka pintu.

Tunggu,itulah mengapa aku tidak mau keluar.

Bagaimana aku bisa yakin?!Bagaimana aku bisa tahu mana yang nyata dan mana yang tidak nyata? Semua benda sialan dengan kabel dan sinyal yang datang dari tempat yang tidak terlihat!Mereka tidak nyata, aku bisa pastikan itu!Kamera,panggilan telpon,email-email!Bahkan televisi yang sedang tergeletak rusak di lantai,semuanya palsu - bagaimana aku bisa tahu semua ini nyata? ...pintunya!Pintunya mulai berguncang!Ia hendak masuk!Penemuan gila apa yang ia pakai untuk menirukan suara orang-orang di depan pintu ini? Setidaknya akhirnya aku melihatnya juga dengan mata kepalaku dendiri...Tidak ada lagi yang bisa menipuku, aku menghancurkan semuanya yang bisa kulihat!Ini tidak bisa menipu mataku kan? Lihatlah dengan mata kepalamu sendiri jangan percaya dengan mereka...tunggu...apakah email aneh yang kuterima itu memberitahuku untuk mempercayai mataku sendiri atau memberi peringatan tentang mataku?!Oh Tuhan,apa sebenarnya perbedaan dari sebuah kamera dan mataku?Mereka sama-sama mengubah cahaya menhadi sinyal elektrik - mereka sama!Aku tidak bisa tertipu!Aku harus yakin!Aku harus yakin!


Hari tidak diketahui
Berhari-hari aku meminta kertas dan pulpen dengan tenang, sampai akhirnya mereka memberikannya juga padaku.Memang ini bukanlah hal yang penting.Untuk mencungkil mataku?Perban-perban ini sudah menjadi bagian dariku sekarang.Rasa sakitku sudah hilang.Aku rasa sekarang adalah kesempatan terakhirku untuk menulis,karena sangatlah susah memperbaiki tulisanku tanpa penglihatanku,tanganku mulai melupakan gerakan-gerakan yang diperlukan untuk menulis,hal ini membuatku senang,tulisan ini...ini akan menjadi benda yang berharga suatu saat nanti,karena aku yakin semua orang yang masih ada di dunia ini sudah mati...atau lebih buruk lagi.

Aku duduk di permukaan yang empuk berhari-hari.Makhluk itu memberiku makanan dan air.Ia menyamar menjadi perawat yang ramah dan seorang dokter yang tidak pengertian.Sepertinya ia tahu pendengaranku sudah semakin tajam karena sekarang aku hidup di kegelapan.Ia memalsukan percakapan di lorong,tidak ingin aku mendengarnya.Salah satu perawat mengatakan ia akan melahirkan sebentar lagi dan salah satu dari dokter di sini kehilangan istrinya dalam kecelakaan mobil.Tidak ada yang saya pedulikan,tidak ada yang nyata.Tidak ada satupun yang dapat mengusik saya, kecuali satu hal.

Itulah bagian terburuknya,bagian yang hampir tidak bisa kukendalikan.Sosok itu datang kepadaku,menyamar sebagai Amy.Penyamarannya sangat sempurna.Suaranya sama persis dengan Amy,sangat persis.Ia bahkan mengeluarkan tangisan yang mengalir di pipi yang tampak seperti pipi Amy.Ketika ia membawaku ke sini,ia memberi tahuku semua hal yang ingin aku tahu.Ia memberitahuku bahwa ia menyayangiku,ia akan selalu menyayangiku,ia tidak mengerti mengapa aku melakukan semua ini,dan juga kita yang masih bisa hidup bersama,jika saja aku berhenti berpikiran bahwa aku sedang ditipu.Ia ingin aku percaya...tidak,ia memerlukanku untuk mempercayainya bahwa ia nyata.

Aku hampir percaya.Aku benar-benar hampir percaya.Aku telah meragukan diriku sendiri untuk waktu yang sangat lama.Pada akhirnya,semuanya terlalu sempurna,tidak ada cela,dan terlalu nyata.Amy palsu itu biasanya datang setiap hari,kemudian setiap minggu,dan akhirnya ia tidak pernah datang lagi...tapi aku tidak yakin makhluk itu akan menyerah.Aku pikir ia ingin membuatku menunggunya.Itu adalah salah satu langkah pertamanya.Aku akan bertahan darinya seumur hidupku jika itu yang harus kulakukan.Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan orang-orang lain,yang aku tahu hanyalah makhluk ini memerlukanku untuk percaya terhadap tipuannya.Mungkin saja, aku adalah penghalang rencananya.Mungkin Amy masih hidup di suatu tempat di luar sana,ia hidup karena kemauanku untuk bertahan dari penipu itu.Aku berpegang pada pikiranku,bergerak maju dan mundur di ruangan ini untuk menghabiskan waktu.Aku tidak akan menyerah.Aku tidak akan kalah.Aku adalah...seorang pahlawan!

Dokter membaca tulisan pasien itu.Tulisannya hampir tidak terbaca,ditulis oleh seseorang yang tidak bisa melihat. Dokter itu ingin tersenyum melihat tekad kerasnya dalam menyelesaikan tulisannya, itu menunjukkan semangat manusia dalam bertahan hidup,tapi ia tahu pasiennya masih berada dalam halusinasinya sendiri
Bagaimanapun juga orang yang masih waras pasti sudah jatuh ke dalam mulihatnya sejak lama.

Dokter itu ingin tersenyum. Ia ingin membisikkan kata-kata penyemangat kepada orang yang masih dalam halusinasinya sendiri itu.Ia ingin berteriak, namun kain yang membungkus kepalanya membuat ia tidak dapat melakukannya.Badannya berjalan ke dalam sebuah ruangan seperti boneka,dan ia memberitahukan pasiennya sekali lagi,bahwa ia salah dan tidak ada yang berusaha menipunya.

source : creepypasta.com
credit to : www.bacabaci.com

Thursday, 8 August 2013

The Most Beautiful Creature





Makhluk yang paling indah yang pernah kulihat tampaknya tidak pernah menutup tirai kamarnya. Kami baru pindah seminggu sebelumnya, tapi tidak sulit untuk melihat seorang gadis seperti dia. Menurutku, ia tidak pernah melihatku, tapi itu membuatnya jauh lebih memikat.

Dia masih muda dan langsing, kulit seputih salju yang pertama pada musim dingin, dan dia memiliki rambut merah yang indah. Aku akan melihatnya menari hampir setiap malam, rambutnya berkibar. Aku langsung terpikat, mengamatinya dari jendela kamarku. Beberapa malam ia menari, malam yang lain dia hanya duduk di mejanya, kadang-kadang berbicara di ponselnya semalaman.Hal itu terjadi sampai akhir bulan pertama ketika aku melihat bahwa ia membunuh anak beruntung yang pertama.

Dia adalah salah seorang gadis disekolah, pengedar obat-obatan di sekitar kampus dan memiliki pergaulan yang buruk. Seorang korban yang sempurna. Dia selalu melakukan hal-hal yang begitu sempurna.

Itu adalah malam pertama aku melihatnya mematikan lampu begitu awal. Aku mungkin tidak tahu apa yang dilakukannya jika pisaunya tidak berkilat dibawah sinar bulan. Pisau itu berkilat keperakan dengan bercak merah. Tidak ada jeritan, tidak ada suara. Pasti hanya beberapa detik, tetapi rasanya seperti menonton berjam-jam.
 
Ketika ia menyalakan kembali lampunya, gadis tolol itu sudah hilang dari pandangan. Tetapi wajahnya, wajah cantiknya, dilapisi oleh darah segar. Ia punya seringai yang paling imut, matanya menggoda dan liar. Ia sudah kelewat batas, ia sudah membuat dosa besar. Ya Tuhan, betapa cantiknya. Rambut merahnya jatuh begitu anggun di wajahnya, seperti malaikat jatuh.

Tiga orang berikutnya datang dan menjadi sama : pemain sepak bola mabuk, anak teater yang tertutup, seorang gadis gotik yang suka bereksperimen – mereka semua memainkan bagiannya dalam acara yang menakjubkan yang disiapkan bagiku sepanjang tahun. Ia mengundang mereka ke kamarnya, seperti teman lama yang bertukar gosip. Kemudian kau melihatnya, sebuah momen yagn selalu kunantikan, tangannya disembunyikan seperti seringai yang merayap di bibirnya. Ia selalu mematikan lampu untuk membunuh, tetapi raut wajah cantiknya ketika ia menyalakan lampunya lagi…. Aku hampir bisa merasakan kegirangan yang ia rasakan.


Suatu hari, aku akhirnya punya keberanian untuk bertemu dengannya atau, mungkin bergabung dengannya dalam kegembiraan. Jika aku benar-benar beruntung, mungkin aku bisa menjadi orang yang membuat seringainya yang menggoda. Aku membeli beberapa pakaian benar-benar bagus, parfum mahal juga. Aku bahkan membuat rambutku jadi pirang, berharap aku bersinar seperti dia. Tapi pagi datang yang membawa berita yang terburuk.

Orang tuaku bilang kita akan pindah. Mereka mengkhawatirkanku, karena banyak orangtua yang kehilangan anaknya. Aku mencoba untuk menolak, tapi apa yang akan aku katakan? Jika aku mengatakan kepada mereka tentang gadis di luar jendelaku, gadis itu akan pergi. Lalu, aku tidak akan pernah melihatnya lagi. Aku berharap akan bertemu dengannya lagi suatu hari nanti. Mereka mengirimku pergi secepatnya untuk tinggal dengan seorang teman keluarga. Sulit sekali, aku begitu cemas tidak berada di kamarku lagi, mungkin melihat tariannya untukku untuk terakhir kalinya.

Karena pekerjaan ayahku, kami sering pindah, tetapi mereka benci memindahkanku keluar dari kamarku. Sulit sekali. Aku akan merasa gelisah tanpa adanya cermin di dindingku. Ketika aku keluar dari bangsal, dokter menyarankanku untuk menyimpannya, seperti jendela, untuk mencegahku kambuh dan menyerang keluargaku. Ku pikir ini aneh pada awalnya, tetapi aku secepatnya lupa bahwa ada cermin itu. Aku menjadi teralihkan. Semenjak aku keluar, kami selalu tampak bergerak disebelah makhluk yang paling indah yang pernah kulihat, kali ini dia berambut pirang. Seoranng malaikat yang nyata.



Retold and translated by : Sella Chang
Source : creepypasta.com
Credit to : Mr. Major

Black Hand



Sementara aku menulis surat ini, aku tidak benar-benar tahu apa yang harus kutulis. Maksudku, aku tidak yakin apakah aku akan bangun besok, jadi aku tidak bisa memutuskan apakah ini akan menjadi surat wasiatku. Selamat tinggal terakhirku untuk semua orang yang kutahu,  walaupun mereka akan percaya pada yang akan terjadi padaku atau tidak. Selain itu, jika aku bertahan, dan seseorang menemukan surat ini, mari kita katakan saja, mereka tidak akan menganggap aku seperti yang mereka pikir dulu. Tidak ada yang pasti bagiku saat ini, dan aku menulis semua ini hanya untuk menyingkirkan bebanku, sesuatu yang melahap masa kecilku.

Ini dimulai ketika aku berusia delapan, atau, mungkin, sembilan. Aku bahkan tidak yakin tentang itu.
Pada saat itu ada seorang anak yang tinggal tepat di seberang jalan rumah kami. Suatu Minggu pagi aku janji bertemu dengannya, tapi dia tidak pernah datang. Aku pergi ke rumahnya dan memencet bel. Tidak ada yang menjawab - apartemennya kosong.

Aku tidak pernah tahu apa yang terjadi padanya dan keluarganya. Orang tuaku mengatakan bahwa ayahnya mendapat pekerjaan baru, dan mereka pindah. Aku tidak pernah percaya sampai sekarang. Hal-hal seperti tidak terjadi begitu cepat, dan dia akan bercerita tentang rencana pindah mereka. Yang terburuk adalah bahwa bahkan hari ini, di era jaringan sosial, aku tidak dapat menemukan jejak temanku. Dia hilang tanpa jejak.

Segera setelah itu, hal yang aneh terjadi. Aku masuk ke kamar nenekku, dan dia mengatakan sesuatu yang tidak akan pernah kulupakan.

"Tangan hitam mengambil mereka," katanya setengah berbisik, seolah-olah dia tidak ingin siapa pun kecuali aku mendengarnya.

"Apa itu?" Tanyaku, terasa ada yang melilit di tubuhku.

"Tangan hitam datang pada malam hari, memasuki jendela yang terbuka, mencekik yang dewasa dan menculik anak-anak," katanya dengan gemetar dan lemah.

"Mereka dibawa kemana?" Tanyaku.

Dia tidak pernah menjawab pertanyaanku.
Kau lihat, nenek aku tidak sehat pada saat itu. Tahun berikutnya dia meninggal, dan kematiannya mengingatkanku kata-kata ini sekali lagi. Bertahun-tahun menjaga jendela agar tertutup bahkan pada malam musim panas, ketika panasnya sudah tidak tertahankan. Ketakutanku tumbuh lebih dan lebih parah, karena meskipun aku tidak punya apa-apa untuk membuktikan kata-kata nenekku, ada, tapi aku tidak punya bukti ketidak-ada-annya juga. Aku tidak yakin. Aku mencoba untuk berbicara dengan orang tuaku, tapi setiap kali aku menyebut Tangan Hitam, mereka hanya akan mengatakan bahwa itu tidak ada. Hanya sebuah legenda tua.

Ketika aku tumbuh dewasa, aku akhirnya berhasil membebaskan diri dari kecemasan itu. Aku pernah mendengar tentang legenda Tangan Hitam seluruh Hutgen, dan untuk beberapa waktu aku hanya bisa menertawakan ketakutan masa kecilku. Ada banyak yang mempelajari mitos ini, dan meskipun tidak ada yang mengungkapkan kejadian mengerikan ini, semua peneliti menyetujui tentang waktu dimana mitos tersebut dipercayai.

Sebelum dan selama Perang Dunia II, banyak orang di Hutgen menghilang tanpa jejak. Ada sesuatu yang berbeda tentang orang-orang itu, sesuatu yang tak terlihat oleh mata seorang anak. Semua orang tahu di mana dan mengapa mereka menghilang, namun tidak ada yang berani berbicara tentang hal itu, terutama kepada anak-anak mereka. Jadi cerita tentang makhluk-yang-menyerang-lewat-jendela lahir - itu menjelaskan semua hal aneh yang terjadi, dan juga peringatan yang baik bagi anak-anak untuk menghindari orang asing dan ingat untuk mengunci pintu di malam hari. Nenek tumbuh tepat pada saat itu, dan dia jelas tahu legenda itu ketika ia masih anak-anak. Mungkin, itu adalah beberapa trik yang membuatnya teringat pada cerita saat itu ketika aku menghadapi hilangnya temanku.

Seperti yang sudah aku katakan, aku berhenti untuk percaya Tangan Hitam bertahun-tahun yang lalu. Aku masih tidak tahu apa yang terjadi pada anak itu, dan aku tidak tahu apakah aku akan mencari tahu.

Aku mencoba untuk tidak memikirkan hal itu, dan aku masih berpikir bahwa itu hanya perasaanku saja.
Pindah ke asrama, setelah memasuki Universitas Hutgen adalah hal yang agak tidak menyenangkan bagiku. Mungkin, hanya karena kurangnya privasi, aku terbiasa di rumah. Tidak, teman sekamarku baik, dan aku bahkan  mengatakan bahwa akan aku cepat terbiasa dengan kehidupan baru ini.

Semuanya berubah ketika aku mendengar sesuatu membentur jendela. Aku tidak bisa tidur, jadi aku memperhatikan suara itu. "Beberapa burung," pikirku. "Atau, mungkin, kelelawar - mereka cukup umum di sini." Tapi segera setelah itu, suara mulai terdengar seperti tangan manusia. Dari benturan, suara itu tumbuh menjadi ketukan.
Benar, itu seperti ketika ada seseorang mengetuk ke jendelaku. Aku mulai merasa gelisah. Aku bangkit dan mencoba untuk tidak mengganggu teman sekamarku, perlahan-lahan berjalan menuju jendela. Aku melihat luar, tetapi aku tidak bisa melihat apapun. Saat itu gelap gulita dan aku membutuhkan cahaya. Aku tidak bisa menyalakan lampu karena akan membangunkan teman sekamarku, jadi aku mengambil ponselku, mencoba untuk menggunakan senternya. Suara ketukan itu mulai diam, dan ketika aku membawa senter, tidak ada suara sama sekali.

Aku berbaring di tempat tidur, bingung. Bingung dan ketakutan. Ketakutan masa kanak-kanakku muncul, tapi aku tidak akan membiarkan ketakutan itu menguasaiku.
Setelah beberapa lama, aku memutuskan untuk memeriksa jendela lagi. Cuma memeriksa saja. Selama beberapa menit aku menatap kegelapan. Aku ingin tidak ada apa-apa disana. Tidak ada Tangan Hitam. Akhirnya, aku berani untuk melakukannya.

Aku membuka jendela.

Kemarin pagi aku bangun terlambat. Aku ketiduran, melewatkan beberapa kuliah. Namun, aku punya beberapa hal lain yang perlu dikhawatirkan. Jendela itu tertutup, dan aku kira teman sekamarku telah menutupnya sebelum pergi.


Dia tidak pernah kembali, dan dia tidak menjawab telepon. Aku khawatir padanya, dan begitu pula yang lain. Ada yang mengatakan, ia meninggalkan bangku kuliah dan pindah ke luar kota dengan pacarnya. Aku ingin percaya itu. Aku ingin percaya itu.

Tapi malam ini, aku tidak yakin. Aku bukan anak kecil, dan aku tidak percaya pada cerita-cerita konyol. Aku tidak percaya takhayul, tapi aku takut. Aku takut, karena aku sendirian, dan tak seorang pun dapat memberitahu aku bahwa ketakutanku harus dibuang. Aku pernah mendengar ketukan di jendela aku, tapi malam ini aku akan tidur dengan jendela yang terbuka.

Aku hanya ingin memastikan.


translated and retold by : Sella Chang
source : creepypasta.com