CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Wednesday, 31 July 2013

Fishy Smell





Berapa tahun yang lalu, ketika aku masih sekolah, aku pergi jalan-jalan dengan temanku. Kami baru saja menyelesaikan ujian kami dan kami sedang mencari sedikit kesenangan dan petualangan baru. Temanku membawa anjing peliharaannya selama perjalanan untuk menemani kami.

 Karena kami tidak mempunyai banyak uang, kami tidak bisa tinggal di hotel. Jadi kami hanya berhenti di pinggir jalan dan tidur di mobil.

 Suatu sore, ketika sudah hampir gelap, kami sampai pada sebuah desa di pinggir pantai. Lokasinya berada di pesisir, di kaki gunung.

Kami kehabisan bensin, jadi kami memutar-mutar, mencari tempat untuk mengisi bensin. Setelah melewati pesisir, kami menemukan satu-satunya pom bensin di desa itu, tetapi sudah tutp.

Disana ada rumah kecil dan pompa gas diluar, jadi aku masuk dan memencet belnya. Di depan pintu rumah tersebut ada sebuah keranjang besar yang digantung di depan pintu masuknya. Keranjang itu berisi daging, sayuran, permen dan macam-macam perhiasan kecil. Keranjang tersebut terlihat seperti persembahan di kuil.

Aku memencet bel lagi dan menyadari ada seseorang yang mengintip lewat celah jendela, tetapi tidak ada yang membukakan pintu.

“Hey, aku tahu kau ada dirumah! Buka pintunya!” teriakku.

Tidak ada yang menjawab.

“Mobil kami hampir kehabisan bensin dan kami tidak mau terjebak disini,” kataku.

Lampu pun menyala dan aku mendengar pintunya dibuka. Pintunya hanya terbuka sedikit dan terdapat sebuah sosok yang mengintip dibaliknya.

“Apa maumu?” geramnya.
“Aku hanya ingin membeli bensin….” Jawabku.
“Apa kau tidak lihat kami sudah tutup?”
“Maafkan kami karena sudah mengganggumu, tetapi kami tidak bisa kemana-mana.”
“Kau tidak tahu ini dimana?” katanya. “Pergi dari sini sekarang!”
“Aku juga ingin pergi tapi kami kehabisan bahan bakar,” balasku.
“Ini! Ambil ini!” geramnya.

Pria tersebut membuka pintunya lebih lebar dan melembarkan satu kaleng bensin ke arahku. “Sekarang pergilah dan tinggalkan kami sendirian!” teriaknya, sambil membanting pintu di depanku.

Menurutku itu sangat kasar, tetapi karena ia tidak meminta bayaran atas bensinya, aku berterima kasih padanya dan pergi.

Kemudian aku kembali ke mobil, aku melihat sekeliling dan menyadari bahwa jalan tersebut seperti ditinggalkan. Sangat sunyi. Seluruh rumah benar-benar gelap dan setiap rumahnya terdapat keranjang yang tergantung di pintu depannya.

“Apakah ada festifal dan semacamnya?” aku mengatakan pikiranku.
“Kalau memang ada, aku tidak tahu sama sekali,” kata temanku.

Kami berdua sama-sama lelah karena menyetir seharian, jadi kami memutuskan untuk tinggal di desa malam ini dan melanjutkan perjalanan dipagi harinya. Kami berhenti di sebelah jalan yang menghadap laut.

Temanku masuk ke kursi belakang bersama anjingnya, sementara aku menyelimuti diriku di kursi depan dan mencoba tidur.

Kemudian, anjing temanku mulai menggeram dan aku menyadari ada bau amis yang menyengat. Anjing itu kemudian menunjukkan giginya dan lanjut menggeram saat ia memandangi laut.biasanya anjing ini diam dan berlaku baik, tetapi sepertinya ada sesuatu yang menakutinya.

Aku memincingkan mataku untuk melihat di kegelapan. Lautnya terlihat tenang dan menyeramkan, hanya diterangi dengan cahaya bulan yang pucat. Aku bisa melihat sesuatu menggeliat di pinggir dermaga.

“Apa itu?” bisikku.
“Aku tidak tahu,” jawab temanku sambil berbisik..

Awalnya hanya terlihat seperti batang pohon yang mengambang di air, tetapi semakin kami melihatnya, sesuatu ini terlihat datang merayap keluar dari laut. Kemudian benda itu mulai naik ke daratan, berputar dan merayap seperti ular, tetapi tidak ada suara sama sekali. Benda itu kelihatannya seperti asap hitam, berputar dan membentuk dirinya menjadi bentuk manusia.

Aku dapat mendengar suara nyaring mengerikan di telingaku. Bau amis menjadi semakin buruk  dan memuakkan.

Sosok gelap itu melintasi jalan dan mencapai rumah pertama di seberang tempat parkir kami. Benda itu hampir setinggi rumah itu sendiri dan berbentuk seperti manusia yang tak berbentuk dengan tangan yang menggantung panjang dan kaki yang bengkok.

Sosok itu memandangi jendela bagai mempunyai wajah. Kemudian ia beralih ke keranjang yang menggantung di pintu depan dan mulai melahap semua di dalamnya.

Aku memandangi temanku dan melihat dia duduk gemetaran di bangku belakang. Aku begitu takut sampai-sampai tidak bisa menggerakkan tubuhku. Seluruh tubuhku kaku dan jantungku berdegup kencang sampai aku takut jantungku akan keluar dari dadaku.

Bau ikan busuk makin menyeruak seperti kabut. Bau itu hampir memperdayaku. Sosok itu mengunjungi rumah demi rumah, memandangi jendela dan mengambil barang-barang di keranjang tersebut.

“Nyalakan mobilnya! “ kata temanku dengan suara bergetar.

Saat aku menyalakan mesin mobilku, sosok itu berbalik perlahan dan melihat tepat ke arah kami. Kemudian sosok itu mulai bergerak menuju ke arah kami. Aku menaikkan gigi dan keluar dari tempat parkir.

Anjing temanku mulai menggonggong dengan kerasnya di kursi belakang. Temanku berteriak padaku, aku tidak berani melihat kebelakang. Kami mengemudi secepat yang kami bisa sampai kami keluar dari desa tersebut hingga ke kota selanjutnya.

Ketika kami kehabisan bahan bakar, aku mengambil kaleng bensin, dan cepat-cepat mengisi tangki dan terus melaju. Pagi harinya, kami kelelahan, tetapi kami telah meninggalkan desa tersebut dan makhluk aneh itu dibelakang.

Ketika kami sampai di rumah beberapa hari kemudian, aku bercerita pada orangtuaku tentang pengalaman mengerikan itu. Ibuku bilang ia pernah mengingat legenda yang di ceritakan pada waktu ia kecil tentang desa nelayan di pesisir pantai.

Ibuku berkata bahwa desa itu dikutuk dan diganggu oleh semacam makhluk supernatural atau iblis. Pada hari yang sama, setiap tahun, sesuatu akan bangkit dari laut dan menyerang penduduk desa, menghancurkan dan melahap mereka. Untuk melindungi diri mereka, penduduk desa akan mengunci rumahnya pada malam hari dan meninggalkan sesaji di luar rumahnya untuk menangkal makhluk tersebut.

Sejak saat itu, aku selalu menjauh dari laur. Ada sesuatu tentang bau amis itu yang menakutiku dan membuatku gemetar ketakutan.

translated by : Sella Chang
 source : scaryforkids.com

0 comments:

Post a Comment