Ada seorang pria muda bernama Gerald. Orangtua Gerald merupakan orang terkaya di daerahnya. Gerald tinggal bersama kedua orangtuanya dan adiknya yang masih kecil. Rumah mereka sangat indah dan mewah. Segala fasilitasnya lengkap, dan tidak ketinggalan dengan keamanan yang tinggi.
Beruntung, Gerald mempunyai sifat yang rendah hati dan tidak sombong. Ia mempunyai banyak teman dari berbagai kalangan. Hidupnya sempurna, kata orang-orang yang mengenalnya. Ia kaya, pintar, berwajah menarik dan disukai semua orang.
Setiap hari ia pergi ke kampus mengendarai mobil, karena rumah mereka berada di daerah peternakan yang jauh dari kebisingan kota.
Suatu hari, ia mengikuti kegiatan di kampusnya. Dirinya menjadi panitia, sehingga ia sering ikut rapat yang terkadang selesai pada tengah malam. Seperti biasanya, ia pun mengendarai mobilnya menuju rumahnya di pinggiran kota.
Sampai di depan rumahnya, ia disambut oleh para penjaga keamanan yang selalu membukakan pintu untuknya. Dan Gerald selalu menyapa mereka, hanya untuk sekedar mengucapkan terimakasih atau melambaikan tangan.
"Terima kasih, Lucas," kata Gerald sambil tersenyum.
"Sama-sama, Tuan." balas penjaga bernama Lucas itu. Kemudian ia menutup gerbang.
Gerald tidak ingat kapan tepatnya Lucas bekerja di rumahnya. Tapi ia menyukai pria itu, wajahnya ramah dan penuh senyum. Tidak seperti kebanyakan security guard yang bekerja di rumahnya yang bertampang sangar.
Hampir setiap hari percakapan itu berulang. Sampai suatu malam, ia baru pulang dari kampusnya karena baru mengikuti rapat. Ia ditelpon oleh ayahnya.
"Gerald, kau ada dimana?" tanya ayahnya.
"Aku sedang dalam perjalanan pulang, Dad," jawabnya. "Ada apa?"
"Bisakah kau menjemputku?" tanya ayahnya lagi. "George, supirku, baru saja pulang karena ibunya sakit, sedangkan aku sangat lelah setelah bekerja seharian. Lagipula aku mengantuk. Bukankah tidak baik bila mengemudi sambil mengantuk?"
"Baiklah, Dad," Gerald menyetujui. "Kau ada dimana?"
"Aku di restoran King's Palace," jawab ayahnya. "Cepatlah, Nak. Aku sudah mulai mengantuk."
"Okay, Dad. I'm on my way."
Setelah menjemput ayahnya, mereka berdua pun pulang ke rumah. Sesampainya dirumah, seperti biasa Lucas membukakan pintu untuknya.
"Terima kasih, Lucas," katanya sambil tersenyum. "Bagaimana harimu."
"Sama-sama, Tuan. Oh, hariku menyenangkan," balasnya sambil tersenyum juga.
Ayahnya memandanginya dengan heran.
"Kau berbicara dengan siapa?" tanya ayahnya heran.
"Lucas," jawabnya.
"Lucas siapa?" tanya ayahnya lagi.
"Security guard yang selalu membukakan pintu," jawab Gerald.
"Tidak ada yang membukakan pintu, Gerald. Semua mobil di rumah ini dipasangi sensor, jadi jika salah satu mobil di rumah ini datang, pintu gerbang depan akan terbuka otomatis."
Gerald kaget, ia tidak mungkin berhalusinasi. Ia benar-benar melihat Lucas! Dan ia pun sering berbicara dan menyapanya. Ia takut mendengar kelanjutan jawaban ayahnya.
"Aku ingat siapa saja security guard yang bekerja di sini, dan tidak ada yang bernama Lucas."
Jawaban dari ayahnya membuatnya meriding. Kemudian ia melihat ke arah gerbang depan rumahnya. Disana berdirilah Lucas dengan senyum khasnya, lalu ia melambai ke arah Gerald dan kemudian menghilang menjadi kabut.
Followers
Wednesday, 31 July 2013
Taxi Fare
Pada saat itu lewat
tengah malam dan sebuah taksi melaju di jalan pedesaan. Supir taksi itu baru
saja kembali dari kota setelah mengantarkan orang. Dengan tidak adanya lampu
jalan, jalan itu terlihat sunyi mencekam dan pohon pinus di kedua sisinya
membuat jalan semakin panjang dan mengancam di bawah sinar bulan.
Jalan ini mempunyai
sejarah menyeramkan. Beberapa tahun yang lalu terjadi kecelakaan mengerikan
disini. Mobil-mobil secara misterius keluar dari jalan atau menabrak pohon atau
tergelincir di tebing terjal.
Orang-orang lokal
menyebutnya jalan kematian karena sudah banyak memakan korban. Mereka bilang
hantu dari orang-orang malang ini menghantui jalan itu dan beberapa orang
melaporkan bahwa mereka melihat sesosok bayangan yang mengintai dibalik pohon. Hanya
beberapa orang yang berani melewati jalan itu setelah gelap.
Supir taksi ini tidak
peduli. Ia terus mengemudi, menurunkan kecepatan dan berusaha waspada terhadap
tikungan tajam. Kabut tebl mulai turun dari bukit dan menyelimuti jalan.
Ia melihat langit
malam. Sepertinya badai besar akan datang. Jalan tersebut semakin berbahaya
ketika hujan. Ban sulit menahan jalan ketika mulai basah dan licin. Beberapa kecelakaan
fatal terjadi pada saat hujan.
Ketika taksi ini
melewati rimbunan pohon, supir taksi ini melihat siluet pria yang berdiri di
pinggir jalan tersebut.
“Apa yang dilakukannya
malam-malam begini di tempat seperti ini?” gumamnya. “Apalagi di malam seperti
ini.”
Wajah pria itu
tersembunyi. Ia mengulurkan tangannya dan melambai, memanggil taksi. Supir taksi
itu kemudian melambatkan laju kendaraannya dan menepi, kemudian berhenti di
depannya.
Pria aneh ini kemudian
membuka pintu dan duduk di kursi belakang tanpa berkata apa-apa.
“Kemana tuan?” tanya
supir taksi itu.
“Jalan saja,” katanya
dalam suara bisikan parau.
Supir taksi itu
mengangguk dan mulai mengemudi menuju kota. Taksi itu berjalan dengan mantap
melewati kabut, tetapi ada sesuatu yang aneh yang menggantung di udara. Walaupun
melewati jalan gelap, kabut atau pria misterius, supir taksi ini tidak ambil
pusing.
“Kabutnya semakin
tebal,” kata supir taksi.
Pria itu hanya
mengangguk.
“Ya, “ kata supir
taksi itu. “ini malam yang seram. Boleh aku tanya, apa yang kau lakukan sendiri
di malam seperti ini?”
Pria misterius itu
tidak menjawab. Ia hanya duduk saja di kursi belakang, wajahnya tersembunyi di
kegelapan. Supir taksi ini fokus mengemudi. Kabut sekarang menutupi jalan,
membuatnya sulit untuk melihat apa yang terjadi. Mereka melambatkan mobilnya
dan atmosfir di dalam mobil menjadi ngeri dan tidak nyaman,
Supir taksi ini
memutuskan untuk mengakhiri kesunyian.
“Kau tahu, banyak
jiwa-jiwa malang yang kehilangan nyawanya di jalan ini,” katanya.
“Aku tahu,” jawab pria
misterius. Suaranya mempunyai nada yang aneh.
“Disini banyak terjadi
kecelakaan selama bertahun-tahun,” lanjutnya dengan suara pelan. “Mereka bilang
jalan ini berhantu.”
Pria ini tidak
membalas ucapan supir taksi.
“Aku tahu siapa kau….”
Kata supir taksi itu dengan suara lebih pelan.
Pria itu duduk tidak
nyaman di kursinya.
“Siapa aku?” tanyanya.
“Beberapa jam yang
lalu, sebuah bank di rampok di kota,” kata supir taksi. “Pencuri itu membunuh
penjaga keamanan dan melarikan diri dengan uang banyak.”
“Benarkah?” tanya pria
ini lagi.
“Pencuri ini mengubur
semua uangnya di bawah sebuah pohon pinus, jauh di dalam hutan. Ia
menguburkannya disitu karena ia tahu ada hantu yang menghantui jalan ini. Ia tahu
pendapatan haramnya akan aman disitu. Ia tahu tidak akan ada yang berani untuk
menjelajah hutan,”
Pria yang di bangku
belakang itu kemudian mencondongkan badannya ke depan. Ia menekan pistolnya ke
belakang kepala supir taksi tsb.
“Kau mengikutiku?”
geramnya.
Supir taksi itu tertawa
perlahan. Suara tawanya makin lama semakin keras sampai ia tertawa seperti
seorang maniak.
“SIAPA KAU???” tangis
si pria misterius itu.
Supir taksi itu
kemudian berbalik perlahan ke arah penumpangnya. Pria tersebut terkaget dan
memandang dengan ngeri.
Supir taksi itu tidak
punya wajah, tetapi terdapat sebuah lupang di kepalanya dimana seharusnya
wajahnya berada. Pria itu dapat melihat isi dari kepala supir taksi itu dan
kulit busuk yang menggantung di kepalanya.
Ia mulai berteriak dan
tidak bisa berhenti. Ia melompat keluar dari mobil dan kabur ke kabut tebal,
secepat ia bisa. Ia masih dapat mendengar suara maniak dari hantu supir taksi
tersebut dibelakangnya. Suara tertawa mengerikan ini menggema di seluruh bukit,
melewati kabut dan mengambang di bukit gelap.
Translated by : Sella Chang
Source : scaryforkids.com
Labels:
scary story
Abigail
Beberapa tahun yang
lalu, ada seorang anak perempuan bernama Abigail Townsend yang tinggal di
Spooner House di Plymouth, Massachusetts. Ayahnya adalah seorang nelayan dan
sering berada di laut.
Abigail tidak pernah
punya hubungan yang baik dengan ibunya, tapi ketika ayahnya pergi, semuanya
menjadi lebih buruk. Ibunya menjadi sangat kejam dan Abigail selalu takut jika
ayahnya pergi karena ia takut dengan apa yang akan dilakukan oleh ibunya.
Suatu hari, ayah
Abigail tidak pulang dari perjalanan memancingnya. Ibu Abigail menyalahkan
gadis malang atas hilangnya ayahnya dan menumpahkan amarahnya ke Abigail.
Suatu malam, Abigail
yang malang meninggal karena penyebab misterius. Ibunya berkata bahwa gigi
rusak yang membunuh anaknya. Ia menegaskan bahwa sakit gigi Abigail menjadi
abses dan infeksinya menyebar ke seluruh tubuhnya dan membunuhnya.
Beberapa orang tidak
percaya ceritanya. Mereka mencurigai ibu Abigail telah membunuh anaknya dengan
brutal, menusuk anak tersebut sampai mati karena kemarahannya.
Sejak saat itu, hantuk
dari Abigail kecil telah menghantui satu dari kamar di loteng di Spooner House.
Beberapa orang menegaskan mereka pernah melihat sosok hantunya mengintip dari
jendela atas dan bermain dengan daun jendela.
Spooner House sekarang
menjadi museum. Tahun 2005, sekumpulan pekerja disewa untuk renovasi rumah
tersebut. Ketika mereka mengetuk pintunya, pintu itu dibuka oleh anak perempuan
kecil dengan gaun putih jadul. Kemudian ketika manager datang, ia kaget melihat
para pekerja sudah berada di dalam.
Mereka mengangkat bahu
dan berkata, “Ada gadis kecil yang membukakan pintu.”
“Gadis kecil apa?”
tanya manager.
Mereka mencari ke
seluruh rumah dari atas ke bawah, tetapi tidak ada tanda-tanda dari gadis kecil
itu. Para pekerja sangat merinding dan mereka mengumpulkan alat-alat mereka dan
pergi dari tempat itu.
Seorang wanita, yang
tinggal di rumah sebelahnya, berkata ia pernah bangun pada malam hari dan
menemukan Abigail sedang berdiri di ujung ranjangnya.
Menurut legenda, jika
kau berdiri di jalan depan rumah Abigal dan berkata, “Abigail, ayo main!” kau
akan lihat sesosok hantu dari gadis kecil yang berdiri di jendela lantai atas.
Translated by : Sella Chang
source : scaryforkids.com
Labels:
creepy story
Night Visitor
Ada seorang anak
laki-laki yang tinggal dengan orang tuanya di sebuah apartemen kecil. Mereka tinggal
di bagian kumuh dari kota tersebut dan banyak terjadi kriminalitas di area
tersebut. Apartemen mereka berada di lantai dasar gedung itu dan benar-benar
perlu diperbaiki. Beberapa jendela pecah dan rusak dan pintunya tidak pernah benar-benar
terkunci.
Anak ini sering
mengalami kesulitan tidur karena ia dapat mendengar semua suara dari jalan di
luar apartemennya. Ia memohon kepada orang tuanya untuk memperbaiki jendelanya
dan mengunci pintunya, tetapi orangtuanya berkata bahwa mereka belum punya
uang. Kedua orangtuanya harus bekerja keras hanya untuk menyambung hidup.
Suatu malam, ketika
anak ini sedang tidur nyenyak di kamarnya, tiba-tiba ia terbangun karena suara
menggaruk. Ia duduk di tempat tidurnya dan menajamkan telinganya untuk
mendengar, tetapi ia tidak tahu suara itu berasal dari mana. Kamarnya hampir
gelap dan tidak ada cahaya dari luar.
Anak itu kemudian turun
dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar orangtuanya.
“Ibu,” bisiknya. “Ibu,
ada suara aneh di kamarku.”
Ibunya bangun dan
menggumam, “Mungkin saja itu suara dari cabang pohon yang mengenai jendelamu.,”
katanya.
“Tetapi tidak ada
pohon di dekat jendelaku,” balas anak itu.
“Berarti mungkin saja itu
hanya tikus di dinding,” gumam ibunya. “Tinggalkan aku. Aku sedang mencoba
untuk tidur.”
Dengan malas, anak itu
kembali ke kamarnya, tetapi ia masih gugup dan takut. Ia kemudian naik ke
ranjangnya, menutup mata dan mencoba untuk rileks.
Ketika ia hampir
tertidur, ia mendengar suara menggaruk lagi. Kali ini suara itu semakin keras,
tetapi ia tidak tahu suara itu berasal dari mana. Ia mencoba untuk
mengabaikannya tetapi mustahil untuk tidur.
Tiba-tiba ia merasakan
nyeri tajam di punggungnya. Ia lompat dari tempat tidurnya dan menangis keras. Punggungnya
seperti digigit oleh serangga. Ia berlari ke kamar orangtuanya.
“Ayah,” bisiknya. “Ayah,
sesuatu menggigitku.”
Ayahnya mengucek
matanya dan bangun dari ranjangnya. Ia memeriksa punggung anaknya dan menemukan
luka tusukan kecil. Ada satu atau dua tetes darah yang keluar dari lukanya.
“Ini tidak terlihat
seperti gigitan serangga,” kata ayahnya.
“Lalu ini apa?” tanya
anak tersebut.
Ayahnya tidak
menjawab. Ia malah pergi ke kamar anaknya dan anak itu mengikuti ayahnya di
belakang. Ayahnya menyalakan lampu dan memeriksa ranjang. Ada lubang kecil di
seprai dan sesuatu keluar dari kasurnya.
“Aku tahu apa yang
terjadi,” kata ayahnya. “Satu dari per di kasurmu pasti mencuat keluar.”
Ayahnya kemudian
membalik kasur dan melihat di bawahnya. Apa yang ia temukan membuatnya kaget
dan seram.
Ada pisau besar yang
menempel di bawah kasur. Di bawah ranjang, mereka menemukan lumpur dan psir di
karpet. Jendela kamar tidak terkunci dan diluar terdapat jejak kaki yang masih
baru di rumput.
Pada malam itu,
seseorang masuk ke kamar anak itu lewat jendela yang tidak terkunci dan
berbaring di bawah ranjang. Suara menggaruk misterius yang didengarnya adalah
seseorang yang berbaring di bawah ranjangnya, menusuk melalui kasur dengan
pisau dan mencoba membunuhnya.
translated by : Sella Chang
source : scaryforkids.com
Labels:
scary story
Fishy Smell
Berapa tahun yang
lalu, ketika aku masih sekolah, aku pergi jalan-jalan dengan temanku. Kami baru
saja menyelesaikan ujian kami dan kami sedang mencari sedikit kesenangan dan
petualangan baru. Temanku membawa anjing peliharaannya selama perjalanan untuk
menemani kami.
Karena kami tidak
mempunyai banyak uang, kami tidak bisa tinggal di hotel. Jadi kami hanya
berhenti di pinggir jalan dan tidur di mobil.
Suatu sore, ketika
sudah hampir gelap, kami sampai pada sebuah desa di pinggir pantai. Lokasinya berada
di pesisir, di kaki gunung.
Kami kehabisan bensin,
jadi kami memutar-mutar, mencari tempat untuk mengisi bensin. Setelah melewati
pesisir, kami menemukan satu-satunya pom bensin di desa itu, tetapi sudah tutp.
Disana ada rumah kecil
dan pompa gas diluar, jadi aku masuk dan memencet belnya. Di depan pintu rumah
tersebut ada sebuah keranjang besar yang digantung di depan pintu masuknya. Keranjang
itu berisi daging, sayuran, permen dan macam-macam perhiasan kecil. Keranjang tersebut
terlihat seperti persembahan di kuil.
Aku memencet bel lagi
dan menyadari ada seseorang yang mengintip lewat celah jendela, tetapi tidak
ada yang membukakan pintu.
“Hey, aku tahu kau ada
dirumah! Buka pintunya!” teriakku.
Tidak ada yang
menjawab.
“Mobil kami hampir
kehabisan bensin dan kami tidak mau terjebak disini,” kataku.
Lampu pun menyala dan
aku mendengar pintunya dibuka. Pintunya hanya terbuka sedikit dan terdapat
sebuah sosok yang mengintip dibaliknya.
“Apa maumu?” geramnya.
“Aku hanya ingin
membeli bensin….” Jawabku.
“Apa kau tidak lihat
kami sudah tutup?”
“Maafkan kami karena
sudah mengganggumu, tetapi kami tidak bisa kemana-mana.”
“Kau tidak tahu ini
dimana?” katanya. “Pergi dari sini sekarang!”
“Aku juga ingin pergi
tapi kami kehabisan bahan bakar,” balasku.
“Ini! Ambil ini!”
geramnya.
Pria tersebut membuka
pintunya lebih lebar dan melembarkan satu kaleng bensin ke arahku. “Sekarang
pergilah dan tinggalkan kami sendirian!” teriaknya, sambil membanting pintu di
depanku.
Menurutku itu sangat
kasar, tetapi karena ia tidak meminta bayaran atas bensinya, aku berterima
kasih padanya dan pergi.
Kemudian aku kembali
ke mobil, aku melihat sekeliling dan menyadari bahwa jalan tersebut seperti
ditinggalkan. Sangat sunyi. Seluruh rumah benar-benar gelap dan setiap rumahnya
terdapat keranjang yang tergantung di pintu depannya.
“Apakah ada festifal
dan semacamnya?” aku mengatakan pikiranku.
“Kalau memang ada, aku
tidak tahu sama sekali,” kata temanku.
Kami berdua sama-sama
lelah karena menyetir seharian, jadi kami memutuskan untuk tinggal di desa
malam ini dan melanjutkan perjalanan dipagi harinya. Kami berhenti di sebelah
jalan yang menghadap laut.
Temanku masuk ke kursi
belakang bersama anjingnya, sementara aku menyelimuti diriku di kursi depan dan
mencoba tidur.
Kemudian, anjing
temanku mulai menggeram dan aku menyadari ada bau amis yang menyengat. Anjing itu
kemudian menunjukkan giginya dan lanjut menggeram saat ia memandangi
laut.biasanya anjing ini diam dan berlaku baik, tetapi sepertinya ada sesuatu
yang menakutinya.
Aku memincingkan
mataku untuk melihat di kegelapan. Lautnya terlihat tenang dan menyeramkan,
hanya diterangi dengan cahaya bulan yang pucat. Aku bisa melihat sesuatu
menggeliat di pinggir dermaga.
“Apa itu?” bisikku.
“Aku tidak tahu,”
jawab temanku sambil berbisik..
Awalnya hanya terlihat
seperti batang pohon yang mengambang di air, tetapi semakin kami melihatnya,
sesuatu ini terlihat datang merayap keluar dari laut. Kemudian benda itu mulai
naik ke daratan, berputar dan merayap seperti ular, tetapi tidak ada suara sama
sekali. Benda itu kelihatannya seperti asap hitam, berputar dan membentuk
dirinya menjadi bentuk manusia.
Aku dapat mendengar
suara nyaring mengerikan di telingaku. Bau amis menjadi semakin buruk dan memuakkan.
Sosok gelap itu
melintasi jalan dan mencapai rumah pertama di seberang tempat parkir kami. Benda
itu hampir setinggi rumah itu sendiri dan berbentuk seperti manusia yang tak
berbentuk dengan tangan yang menggantung panjang dan kaki yang bengkok.
Sosok itu memandangi
jendela bagai mempunyai wajah. Kemudian ia beralih ke keranjang yang
menggantung di pintu depan dan mulai melahap semua di dalamnya.
Aku memandangi temanku
dan melihat dia duduk gemetaran di bangku belakang. Aku begitu takut
sampai-sampai tidak bisa menggerakkan tubuhku. Seluruh tubuhku kaku dan
jantungku berdegup kencang sampai aku takut jantungku akan keluar dari dadaku.
Bau ikan busuk makin
menyeruak seperti kabut. Bau itu hampir memperdayaku. Sosok itu mengunjungi
rumah demi rumah, memandangi jendela dan mengambil barang-barang di keranjang
tersebut.
“Nyalakan mobilnya! “
kata temanku dengan suara bergetar.
Saat aku menyalakan
mesin mobilku, sosok itu berbalik perlahan dan melihat tepat ke arah kami. Kemudian
sosok itu mulai bergerak menuju ke arah kami. Aku menaikkan gigi dan keluar
dari tempat parkir.
Anjing temanku mulai
menggonggong dengan kerasnya di kursi belakang. Temanku berteriak padaku, aku
tidak berani melihat kebelakang. Kami mengemudi secepat yang kami bisa sampai
kami keluar dari desa tersebut hingga ke kota selanjutnya.
Ketika kami kehabisan
bahan bakar, aku mengambil kaleng bensin, dan cepat-cepat mengisi tangki dan
terus melaju. Pagi harinya, kami kelelahan, tetapi kami telah meninggalkan desa
tersebut dan makhluk aneh itu dibelakang.
Ketika kami sampai di
rumah beberapa hari kemudian, aku bercerita pada orangtuaku tentang pengalaman
mengerikan itu. Ibuku bilang ia pernah mengingat legenda yang di ceritakan pada
waktu ia kecil tentang desa nelayan di pesisir pantai.
Ibuku berkata bahwa
desa itu dikutuk dan diganggu oleh semacam makhluk supernatural atau iblis. Pada
hari yang sama, setiap tahun, sesuatu akan bangkit dari laut dan menyerang
penduduk desa, menghancurkan dan melahap mereka. Untuk melindungi diri mereka,
penduduk desa akan mengunci rumahnya pada malam hari dan meninggalkan sesaji di
luar rumahnya untuk menangkal makhluk tersebut.
Sejak saat itu, aku
selalu menjauh dari laur. Ada sesuatu tentang bau amis itu yang menakutiku dan
membuatku gemetar ketakutan.
translated by : Sella Chang
source : scaryforkids.com
Labels:
scary story
Subscribe to:
Posts (Atom)
Search This Blog
BACA DULU!
Dilarang meng-copy paste dari blog ini tanpa ijin. Tulisan di blog ini diambil dari forum internet dan saya terjemahkan langsung. Jika tidak ada tertulis diterjemahkan oleh Sella berarti saya copy paste. Tolong ingatkan saya kalau saya lupa cantumin sumber.
Btw terima kasih buat yang udah mengunjungi blog saya, baik yang sengaja mengunjungi, tidak sengaja, maupun tersesat di dunia maya dan menemukan blog ini hihi...
Don't be silent reader. Pembaca yang baik ninggalin komeng.
Btw terima kasih buat yang udah mengunjungi blog saya, baik yang sengaja mengunjungi, tidak sengaja, maupun tersesat di dunia maya dan menemukan blog ini hihi...
Don't be silent reader. Pembaca yang baik ninggalin komeng.
Popular Posts
-
Cryptic Story Temanku menceritakan cerita ini. Ia tinggal di gedung apartemen tinggi. Karena ia tinggal di lantai 14, ia haru...
-
Ada seorang gadis berusia 18 tahun bernama Beatrice yang sedang menjalani tahun pertamanya kuliah. Ia tinggal sendirian di apartemen ...
-
aaaa seneng banget, serial favorit gue udah keluar lagi season barunya setelah nunggu 4 bulan haha... Mungkin ada yang belom tau, serial ...
-
Aku suka menonton Dora waktu kecil. Aku sebenarnya tidak suka menontonnya sekarang, tetapi ketika sepupuku Lauren memintaku untuk menjaga ...
-
Retold and translated by : Marsella Chang Source : creepypasta.wikia.com Hampir setiap anak generasi 90-an pasti tahu kartun Nic...
-
OK, to the point aja.., Siapa yang ga kenal dengan kartun animasi Rugrats Serial animasi rugrats merupakan keluaran dari nickolo...
-
waaaaah senangnya akhirnya terbentuk juga blog gue...hahhaha awalnya sih cuma iseng dan cuma pengen ngepost cerita2 yang terjadi di sekelil...
-
STAIRCASE RITUAL Credit To – CousinSpookyNoodles Retold and translated by : Lilac Source : creepypasta Jika kau memba...
-
Peringatan : ritual The Dry Bones adalah permainan yang sangat berbahaya dan kami benar-benar menyarankanmu untuk tidak memainkannya....
-
Aku adalah fans SpongeBob SquarePants selama bertahun-tahun dan aku pikir bahwa karakter dari acara ini merupakan salah satu yang ...
Labels
- creepy story (22)
- creepypasta (11)
- kisah nyata (7)
- original story (2)
- review (2)
- ritual (1)
- scary games (1)
- scary poem (4)
- scary riddle (4)
- scary story (10)
- short story (21)
- translate (7)
- urban legend (4)
- urban myth (3)
- video (1)
Blog Archive
-
▼
2013
(92)
-
▼
July
(23)
- ORIGINAL STORY - FRONT GATE
- Taxi Fare
- Abigail
- Night Visitor
- Fishy Smell
- There are ghost everywhere
- The ghost in the graveyard
- The old lady in the hounted house
- Love test
- Fire Eater
- jack and jill
- Little Willie
- Kidney Thieves
- Meat Grinders
- New Pet
- Pet Snake
- Hairdo
- The Baby's Crib
- The Father-in-Law
- A rainy day
- A close call
- I'll get your heart!
- Scary short stories
-
▼
July
(23)