Kalo saya, jujur aja : Percy Jackson! wkwkwk.
untuk mengenal lebih dalam lagi soal disleksia, kita simak dulu yuuk artikel yang berikut ini......
Disleksia, Deteksi Sejak Dini Dan Penanganannya
Satu dari sepuluh orang didiagnosa memiliki kecenderungan Disleksi. Berasal dari kata Yunani, disleksia berarti ‘kesulitan dengan kata-kata’. Artinya, penderita ini memiliki kesulitan untuk mengenali huruf atau kata. Hal itu terjadi karena kelemahan otak dalam memproses informasi. Akibatnya, anak yang menderita disleksia susah untuk membaca, mengeja, menulis, hingga tak bisa mengerti masalah matematika. Ini menyebabkan sang anak merasa malu dan tak percaya diri untuk hadir di antara teman-teman di kelasnya.
Disleksia (dyslexia) adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktifitas membaca dan menulis. Perkataan disleksia berasal dari bahasa Yunani δυς- dys- (”kesulitan untuk”) dan λέξις lexis (”huruf” atau “leksikal”).
Pada umumnya keterbatasan ini hanya ditujukan pada kesulitan seseorang dalam membaca dan menulis, akan tetapi tidak terbatas dalam perkembangan kemampuan standar yang lain seperti kecerdasan, kemampuan menganalisa dan juga daya sensorik pada indera perasa.
Terminologi disleksia juga digunakan untuk merujuk kepada kehilangan kemampuan membaca pada seseorang dikarenakan akibat kerusakan pada otak. Disleksia pada tipe ini sering disebut sebagai “Alexia”. Selain mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis, disleksia juga ditenggarai juga mempengaruhi kemampuan berbicara pada beberapa pengidapnya. Disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan, termasuk dari atas ke bawah. Para peneliti menemukan disfungsi ini disebabkan oleh kondisi dari biokimia otak yang tidak stabil dan juga dalam beberapa hal akibat bawaan keturunan dari orang tua.
Pada umumnya keterbatasan ini hanya ditujukan pada kesulitan seseorang dalam membaca dan menulis, akan tetapi tidak terbatas dalam perkembangan kemampuan standar yang lain seperti kecerdasan, kemampuan menganalisa dan juga daya sensorik pada indera perasa.Gambar pada tulisan ini merupakan contoh seorang yang menderita Disleksia ketika menirukan suatu tulisan “The owl was a bird” menjadi “Teh owl saw a brid.” Terminologi disleksia juga digunakan untuk merujuk kepada kehilangan kemampuan membaca pada seseorang dikarenakan akibat kerusakan pada otak. Disleksia pada tipe ini sering disebut sebagai “Alexia”. Selain mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis, disleksia juga ditenggarai juga mempengaruhi kemampuan berbicara pada beberapa pengidapnya.Disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan, termasuk dari atas ke bawah. Para peneliti menemukan disfungsi ini disebabkan oleh kondisi dari biokimia otak yang tidak stabil dan juga dalam beberapa hal akibat bawaan keturunan dari orang tua.
Peluang disleksia untuk dijumpai pada anak laki-laki dan perempuan sama besarnya. Disleksia merupakan kelainan yang bisa diturunkan ke generasi berikutnya. Bila orang tua disleksia, anaknya berpeluang untuk mengalaminya sekitar 50 persen.
Diagnosa disleksia biasanya dilakukan pada usia 7-8 tahun. Namun, sebenarnya bila cermat gejala disleksia bisa dikenali sejak usia 3-4 tahun.
Tanda-tanda disleksia pada usia pra sekolah antara lain:
- Suka mencampur adukkan kata-kata dan frasa
- Kesulitan mempelajari rima (pengulangan bunyi) dan ritme (irama)
- Sulit mengingat nama atau sebuah obyek
- Perkembangan kemampuan berbahasa yang terlambat
- Senang dibacakan buku, tapi tak tertarik pada huruf atau kata-kata
- Sulit untuk berpakaian
Adapun tanda-tanda disleksia di usia sekolah dasar:
- Sulit membaca dan mengeja
- Sering tertukar huruf dan angka
- Sulit mengingat alfabet atau mempelajari tabel
- Sulit mengerti tulisan yang ia baca
- Lambat dalam menulis
- Sulit konsentrasi
- Susah membedakan kanan dan kiri, atau urutan hari dalam sepekan
- Percaya diri yang rendah
- Masih tetap kesulitan dalam berpakaian
Bila seorang anak didiagnosa disleksia, ia harus mendapat dukungan ekstra di sekolahnya dari seorang guru spesialis. Biasanya ini bisa dilakukan dengan bantuan intens dalam pelajaran membaca dan menulis.
Tapi disleksia tak harus menghentikan anak-anak untuk terus belajar. Ia tak akan menimbulkan efek pada intelijensinya, karena otak mereka bekerja dengan cara yang berbeda.
Bahkan beberapa penderita disleksia memiliki kreativitas yang tinggi, kemampuan berbicara yang baik, pemikir inovatif atau pencari solusi yang intuitif.
Tokoh-tokoh terkenal yang diketahui mempunyai disfungsi dyslexia adalah Albert Einstein, Tom Cruise, Orlando Bloom, Whoopi Goldberg, dan Vanessa Amorosi, Orlando Bloom, Cher, Steve Jobs, Walt Disney, Erin Brockovitch , Thomas Edison, Tracey Gold, General George Patton, Salma Hayek, Nelson Rockefeller, Jewel, Pablo Picasso, Keira Knightley, Hans Christian Anderson, Leonardo da Vinci, John Lennon, Alexander Graham Bell, Thomas Jefferson, John F. Kennedy, George Washington, Mohammad Ali, Steven Spielberg
(sumber : http://childspeechclinic.wordpress.com/2012/10/01/disleksia-deteksi-sejak-dini-dan-penanganannya/ )
**************************************************************
Daaaaaaaan you know what..... gue baru akhir2 ini penasaran sama disleksia karena baca novel fantasi "Percy Jackson and The Olymphians" dan "Heroes of Olymphus". Terus karena penasaran, jadinya gue nyari2 ni artikelnya di internet. Dan ternyataaaaa.... duaaar! Hasil pencarian ini mengagetkan saya!
Seperti yang udah dijelasin diatas, bahwa disleksia itu bukan hanya ga bisa membedakan huruf dan angka dan campuran keduannya, tapi juga ga bisa membedakan kanan kiri dan juga sulit untuk konsentrasi. Tiba2 semua hal yang ada di hidup gw selama ini menjadi jelas.
Waktu gw TK (taun 1995 kalo ga salah) gw sering disebut anak malas, karena susah banget buat konsentrasi. Paling males buat belajar ngeja karena diantara temen sekelas gw, cuma gw deh kayaknya yang ngejanya paling lama. Bukan karena gw bego atau apa, tapi karena gw ga bisa bedain huruf b dan d; m dan n; a dan e; l dan i dan lainnya. Jangankan ngeja deh, nulis aja gw ga bisa. Bahkan sampe sekarang, gw bingung selama 2 taun gw di TK, gw ngapain aja ya haha....
Okelah terus gw akhirnya lulus TK (ada ya yang ga lulus TK?) dan masuk SD deket rumah. Dan untungnya banyak temen2 TK gw yang sekelas. Terus gw akhirnya duduk sama temen TK gw namanya Astri. Astri ini adalah anak paling pinter di TK. Pokoknya kalo dibandingin sama gw tuh ya kayak bumi dan rumput eh ... bumi dan langit haha...
Pokoknya ceritanya tuh, semua anak sekelas gw udah bisa baca (minimal mengeja), nulis dan berhitung. Dulu waktu SD kita ada kan pelajaran mencongak (bener ga nih tulisannya? Congak kan sombong ya.. itu congkak. congkak kan nama mainan... itu congklak.. oke stop!), itu loh yang gurunya ngomong apa terus kita nulis apa yang diucapkan ibunya. Waktu itu kan artis paling terkenal pas kita kelas 1 SD kan Budi dan Ani. Kalo cuma suruh nulis Budi dan Ani kan gampang, gw bisa. dan terus pas udah nomer tiga, si ibu guru ini mengucapkan kalimat : "ini ibu budi". Terus gw cecelingukan, duh, nulisnya gimana tuh. Seinget gw sih, gw cuma nulis "Budi bulet bulet kotak kotak garis lurus spiral (pokoknya gw nulis sesuka gw)"
Terus pas hasilnya dibagiin, gw cuma bener 1 dari 10 soal. Bahkan pas liat nilai itu, gw gatau kalo nilai gw itu bagus atau jelek, dan pas pulang ke rumah, gw ngasih liat hasil ulangan gw ke mama. Nyokap gw kaget, bukannya marah karena nilai gw jeblok, tapi malah ketawa liat tulisan gw.
Suatu hari nyokap dipanggil kesekolah dan ketemu sama walikelas gw, Bu Wanti. Pokoknya Bu Wanti ini nanya ke Nyokap apa gw ga pernah diajarin baca atau nulis, soalnya kalo lagi ulangan mencongak itu, si ibu ngomong apa, gw nulis apa. Tapi entah nyokap gw jawab apa, nyokap gw ga cerita.
Beberapa hari kemudian gw dibeliin sebuah buku sama nyokap. Buku cerita bergambar gitu deh, judulnya gw lupa, tapi ceritanya tuh tentang boneka kain bernama Clara yang pengen banget menari, terus setiap jam 12 malam, semua boneka bergerak dan akhirnya dia bisa menari. Bukunya tipis banget, paling cuma 12 halaman plus full gambar. Tapi asal kalian tau aja, karena ketidak mampuan gw untuk membedakan huruf, gw baca buku itu selama 2 minggu, itu juga udah tiap hari disuruh dibaca. Sehari sehalaman. Akhirnya setelah baca buku itu eh salah mengeja seluruh buku tersebut, gw udah mulai dikit2 bisa membaca.
Permasalahan lainnya....
Gw punya masalah dalam menghitung. Jadi ceritanya, waktu SD kelas satu kan gw sebangku sama Astri. Udah gw bilang kan tadi bahwa Astri itu anak paling pinter di kelas (dan duduk sebangku sama anak paling bego dikelas -_-). Setiap ada tugas matematika, gw selalu liat jawaban Astri. Alesannya sih mau nyocokin jawaban (padahal nyalin wkwk). Kadang2 gw nyontek sama Astri kalo ada ulangan matematika.
Nah, yang jadi masalah waktu itu adalah pas hari itu ada ulangan matematika dan Astri tiba2 demam jadinya ga masuk sekolah. Wah panik banget dong gw, gimana gw bisa jawab ulangan kalo kayak gini... terus pas ulangan dimulai, Bu Wanti nulis soalnya di papan tulis. Gw bahkan ga tau beliau nulis angka berapa, yang penting gw tulis dulu, ga tau deh tulisnya bener atau salah. Waktu ulangan 20 menit.
Gw udah putus asa, ga bisa mikir, udah pengen nangis. Apalagi pas ngeliat temen2 yang lain udah pada selesai dan udah keluar kelas, makin panik kan gw. Terus keringet dingin mulai keluar, kaki udah goyang2 ga karuan. Dan disaat yang sudah putus asa begitu, akhirnya gw memutuskan untuk menulis angka ngasal, yang penting ada isinya dan sukur2 bener.
Pas ulangan dibagiin, rata2 temen2 gw dapet nilai 7-10. Pas gw liat nilai gw, ternyata jeng jeng jeng.... 0!
Udah pengen nangis deh waktu itu, malu banget sama yang lain, takut juga dimarahin sama bu guru dan nyokap. Pas temen sekelas nanya nilai, gw pura2 ga denger.
Pas pulang, nyokap gw biasanya suka memeriksa tas gw, dan ditemukanlah kertas ulangan gw yang bernilai telor ayam. Terus gw dipanggil, dan ternyata nyokap ga marah. Malah diajarin berhitung tiap malem (pada saat itu terasa menyiksa dan mendingan nyokap ngamuk 2 jam penuh daripada belajar tiap malem).
Mungkin yang gw alami bukan disleksia sih, tapi males wkwk...
Dan ada satu gejala yang sampe sekarang gw alami, ga bisa bedain kanan kiri. Mungkin bukan ga bisa bedain sih, lebih ke confused / bingung. Ada yang bilang sih kalo bingung ngebedain kanan kiri itu akibat dari tidak seimbangnya otak kiri dan otak kanan.
Kalo naik motor sih, gw bisa ngebedain kanan kiri. Karena gw udah menanamkan sugesti bahwa rem itu di kanan dan gigi itu dikiri (gw pake motor bebek, kalo pake motor matic gw bingung karena remnya ada di kanan dan kiri). Yang jadi masalah itu kalo gw lagi nebeng orang.
Pernah kejadian nih, waktu pas gw lagi ada acara di kampus sampe malem dan pulangnya gw dianterin sama temen gw. Terus dia nanya, "Abis ini belok kemana?"
"Abis Borma belok kiri ya." kata gw.
"Hah belok kiri? Belok kanan kali, orang itu pertigaan." kata temen gw.
Terus gw cuma bengong disitu, terus gw ngeliatin tangan gw, dan berkata:
"Oiya bro, belok kanan." temen gw langsung geleng2 kepala.
Terus kejadian lagi pas gw lagi pergi sama temen gw berdua naik motor. Gw yang nyetir. Waktu itu kita lagi ngidaaaaam banget pengen makan Chicken Spicy Wing Richee*e. Akhirnya kita memutuskan untuk pergi ke arah DU. Waktu itu gw ga bawa helm cadangan. karena takut ada polisi, akhirnya kami memutuskan untuk melewati jalan tikus. Gw gatau jalan nih, yang tau temen gw, jadi gw diarahin sama dia.
"Sel, ntar kalo udah lewat Boro, luruuuuuus aja ampe mentok." katanya.
Gw sih nurut aja.
"Abis ini belok mana?" tanya gw.
"Belok kiri, Sel," jawab temen gw. Gw langsung pasang sen kanan.
"Sel, kiri!" teriak temen gw dari belakang.
"Hah? Oiya maap maap," balas gw.
Akhirnya setelah beberapa kali salah belok, kami sampai ke tempat yang dituju. Pas lagi makan, temen gw nanya, "Lu ga bisa bedain kanan kiri ya?"
"Bisa sih, tapi lemot hahaha...."
Tapi selama ini, gw punya cara untuk membedakan kanan kiri, PAKE TANGAN! Gw tau kalo gw ga kidal, gw melakukan segala sesuatu dengan tangan kanan (ceb*k pake tangan kiri pastinya). Jadi setiap kali kalo gw suruh ke kanan atau ke kiri, gw selalu liat tangan gw dulu (kayak posisi berdoa memohon ampun), terus tangan gw yang arahnya sama dengan arah yg gw tuju gw lambaikan. (kalo dipikirin pasti aneh deh haha).
Trik ini gw dapet pas SMA. Pas SMA tuh kan ada PBB (pelatihan baris berbaris). Pokoknya mampus banget lah kalo orang kayak gw ngikut latian PBB. Sering banget salah kalo udah disuruh balik kanan, hadap kanan, hadap kiri apalagi kalo disuruh serong (loh itu bukannya nama sayur ya? Itu terong). Sering banget diteriakin sama senior gara2 sering salah, dan mampusnya lagi cuma gw sendiri yang sering salah gitu.
Diakhir latian PBB itu, gw sempet ngobrol2 sama senior gw yang lain. Dia nanya, "Kok lu tadi salah terus sih? Masa kanan sama kiri aja ga bisa bedain?". Gw cuma diem aja, malu. Dulu gw mikir kalo itu tuh hal yang memalukan banget. Hey, anak TK aja bisa bedain kanan dan kiri, masa lo ga?!
Terus gw kan cerita ke temen gw yang ikut PBB juga. Dan dia ngerti. Jadi setiap latian PBB dia selalu disebelah gw. Posisinya di sebelah.... tuh kan lemot....... sebelah kiri (pas gw nulis 'sebelah kiri', memandangi kedua tangann gw dulu. i'm deadly serious!) Jadi kalo disuruh hadap kiri atau serong kiri, dia pasti noel tangan gw. Kalo balik atau hadap kanan, dia diem.
Dan akhirnya gw membiasakan diri untuk menggunakan tangan gw untuk membedakan kanan dan kiri. Jadi kalo lagi ada latian PBB, kalo disuruh hadap/balik kanan, tangan kanan gw mengepak2 (kayak gerakan tangan kalo lagi melambai gitu loh, sampe diketawain sama orang2 dibelakang).
Dan sampe sekarang trik itu masih gw lakuin. Kalo orang nanya arah, gw akan mengepak2an salah satu tangan gw buat nunjukin arah.
Lama2 gw bisa nerima. Gw juga tau ternyata banyak juga kok orang yang ga bisa bedain kanan dan kiri. Mungkin salah satu dari temen2 yang baca juga mengalami hal yang sama seperti saya.
***********************************************************
Kekurangan gw yang lainnya adalah short term memory alias ingatan jangka pendek. Jujur aja, gw gabisa belajar nyicil, kalo belajar gw selalu pake sistem SKS (sistem kebut semalam atau sistem kebut sejam, whatever). Gw merasa tersiksa dengan keadaan gw ini, karena setiap kali ada ujian, gw selalu begadang buat belajar materi2 yang seabrek. Biasanya sih ga seekstrim itu sih, paling ga 2 hari sebelum ujian, gw udah persiapan dulu (jadi SKD dong, sistem kebut dua hari haha). Itu juga udah paling maksimal. Gw pernah nyobain nyicil belajar dari 3 hari sebelumnya, pas ujian... eng ing eng lupa semua!
Hal yang paling ekstrim dari SKS yang gw lakuin ini adalah gw cuma tidur 6 jam dalam 3 hari karena jadwal UTS berturut2 dan ditambah praktikum dan laporan praktikum tetep jalan. Udah kayak zombie penampakan gw.
Dan yang lebih lebih ekstrim lagi adalah waktu gw mau sidang sarjana. Sidang sarjana kalo di SF ITB tuh mengenai TA yang kita kerjain, tapi secara komprehensif. Semua berawal dari TA dan akhirnya menyebar kemana2 (makanya pas sidang bener2 jaga perkataan, supaya tidak memberi ide pada dosen penguji untuk memberi pertanyaan2 dari materi yang kita ga pelajari). Karena komprehensif, bahannya jadi banyak banget. Gw belajar 4 hari sebelum sidang (jangan ditiru ya teman2 hehe). Tetapi karena masalah ingatan gw yang buruk ini, jadi materi yang gw pelajari tuh cepet banget ilangnya. Pokoknya gw belajar bener2 pas udah 2 hari menjelang sidang (ini parah sih emang). Dan selama 2 hari ini i'm barely sleep. Tidur cuma 1,5 jam dalam 2 hari. Kebayang deh waktu sidang, muka gw udah kayak zombie belom dikasih makan haha....
Tapi selain karena short term memory yang gw derita, ada hal lain yang membuat gw lebih memilih untuk belajar SKS. Adrenaline Rush! Kalo bahasa kerennya sih MBA (management by adrenaline). Semakin tinggi adrenalin, semakin fokus gw mengerjakan sesuatu. Inilah kenapa gw memilih SKS ketimbang metode belajar lainnya. Jujur, gw susah banget untuk konsentrasi. Bahasa mahasiswanya : DEADLINER!!!
Itu contoh hal2 yang besar. Contoh hal2 kecil : nyokap nyuruh gw nyapu, gw denger kalo nyokap suruh gw nyapu. Terus gw ke dapur mau ambil sapu, tiba2 gw liat kulkas dan merasa haus, akhirnya gw minum dan duduk lagi ke tempat gw tadi. Lupa sama sekali disuruh nyapu, padahal udah niat. Dimarahin lagi deh ama nyokap haha. Padahal, gw minum kan cuma selang beberapa detik, tapi udah lupa tuh kalo disuruh nyapu.
Terus yang lain lagi, mau ngambil lap di lantai bawah (kamar gw dilantai 2). Pas turun tangga udah ke lemari ambil lap, eh baru inget kalo gw belom nyapu kamar. jadi gw sekalian ambil sapu, tapi malah lupa bawa lapnya. hadeeuuuh.....
mungkin segitu dulu kali ya, cerita gw. mungkin ntar gw update lagi cerita2 lainnya.
terimakasih sudah membacaaaa :)